tag:blogger.com,1999:blog-7829930347901096472024-03-05T04:57:23.677-08:00Detak Dari DiaryTerentang dan tak PadamRicha Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.comBlogger35125tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-34490590114132235592010-07-07T20:55:00.000-07:002010-07-07T20:57:51.333-07:00Karang Bolong. Banten<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe4-8f9YIYfKS-S4H1rQa5ziv4zeAiGXG6B2Z84D89_ulSB75vDCp_6E_5m0Kj3Nm6fRlttzxMMfOdRx7hFbP8uleYXBUqS-HMCwRwt7zBoLmURafNsmmSxfGPE5Hqvz0xkb1uSrBebZ4/s1600/icha+3.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 443px; height: 331px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe4-8f9YIYfKS-S4H1rQa5ziv4zeAiGXG6B2Z84D89_ulSB75vDCp_6E_5m0Kj3Nm6fRlttzxMMfOdRx7hFbP8uleYXBUqS-HMCwRwt7zBoLmURafNsmmSxfGPE5Hqvz0xkb1uSrBebZ4/s200/icha+3.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491379258889487042" border="0" /></a>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-87638106336640902532010-07-07T20:52:00.000-07:002010-07-07T20:53:31.938-07:00Karang Bolong. Banten<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSigWpmPHaGnmU3AGD08bi86GRs7zH5uFvQapG4wK4KL3Q8FrGi7hpo8ed8GUndWYMPGe2g972ipO7_Zbpi_PObxXhS_8Kwhd7rq8306ohxi1R_OCCwaaTZO0x0Qaw-ATfjfjyysONHYY/s1600/icha+2.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 402px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSigWpmPHaGnmU3AGD08bi86GRs7zH5uFvQapG4wK4KL3Q8FrGi7hpo8ed8GUndWYMPGe2g972ipO7_Zbpi_PObxXhS_8Kwhd7rq8306ohxi1R_OCCwaaTZO0x0Qaw-ATfjfjyysONHYY/s200/icha+2.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491378411629961106" border="0" /></a>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-67966090883424447882010-07-07T20:47:00.000-07:002010-07-07T20:51:27.645-07:00Karang Bolong. Banten<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Swa0aDqCd1upnRaBOM5m0c-m1SDOmtBtmiEIWKZjzdZVzgvUVxGRdnkMoVxf-3z3oUfL5cfTuieexOt-Ujovpyavx1uBQgucbhUpqyw0ddCspLyy59rCfwU4wh_f1c8KL5IN-4Lj6Os/s1600/icha.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 370px; height: 276px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Swa0aDqCd1upnRaBOM5m0c-m1SDOmtBtmiEIWKZjzdZVzgvUVxGRdnkMoVxf-3z3oUfL5cfTuieexOt-Ujovpyavx1uBQgucbhUpqyw0ddCspLyy59rCfwU4wh_f1c8KL5IN-4Lj6Os/s200/icha.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491377300572651474" border="0" /></a>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-12021382520951045232010-07-05T20:28:00.000-07:002010-07-05T20:38:17.567-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEY9vlxeEHDOq-g4GJepEmFTNdjlDe8flWD0xYalMepuXrFfhS-4Cqd8M32JXUF325tUF6SVFyJZrq4w7Nwdc4AZ_bA9HsNliUZSiNR30ZHI40xLodx6vCQaFMc_xYIQ3ghujlNlmXxCQ/s1600/departed-poster-1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 152px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEY9vlxeEHDOq-g4GJepEmFTNdjlDe8flWD0xYalMepuXrFfhS-4Cqd8M32JXUF325tUF6SVFyJZrq4w7Nwdc4AZ_bA9HsNliUZSiNR30ZHI40xLodx6vCQaFMc_xYIQ3ghujlNlmXxCQ/s200/departed-poster-1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490631636098744642" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-family:verdana;" >Judul Film : The Departed</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-family:verdana;" >Directed by : Martin Scorsese</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-family:verdana;" >Produced by : Brad Pitt, Brad Grey, Gianni Nunnari, Graham King</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-family:verdana;" >Directed of Photography : Michael Ballhaus A.S.C</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-family:verdana;" >Edited by : Thelma Schoonmaker A.C.E</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-family:verdana;" ><br /><br />Seperti halnya film-film action Hollywood lainnya yang tidak pernah terlepas dari yang namanya polisi dan FBI, film ini pun sama seperti itu, tapi The Departed memberi sesuatu yang berbeda. Polisi harus menyamar menjadi seorang penjahat untuk dijadikan mata-mata, itu sudah menjadi hal yang biasa, polisi baik yang tiba-tiba berubah menjadi penjahat juga hal biasa, tapi penjahat yang menjadi mata-mata dalam tubuh polisi dengan pembentukan karir yang bagus?</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-family:verdana;" >Collin Sullivan (Matt Damon) bertemu dengan Costello (Jack Nicholson) saat ia masih berumur 8 tahun, ia termasuk anak yang pintar namun tumbuh dalam keluarga miskin. Costello seorang penjahat kelas kakap yang sulit ditangkap oleh polisi meski kejahatannya sudah merajalela dimana-mana, memanfaatkan kepintaran Collin kecil, dia mendidiknya, menyekolahkan Collin ke kepolisian Boston sampai karirnya pun berkembang pesat. Collin Sullivan pun diangkat menjadi Sersan Kepolisian Masachusells. Dengan adanya Collin Sullivan di tubuh kepolisian Boston ini, Costello dapat melenggang tenang melakukan kejahatan-kejahantannya.</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-family:verdana;" >Berbeda dengan Collin Sullivan yang hidup dalam kemewahan karena karirnya, William Costigan (Leonardo DiCaprio) yang bersusah payah masuk Akademi Kepolisian tidak lulus karena riwayat keluarga yang jelek. Ayah dan pamannya yang sudah meninggal memiliki catatan buruk di kepolisian Boston, kedua orang ini disejajarkan dengan Costello. Tapi William tetap ingin menjadi seorang polisi, kesungguhannya membuat Queenan kepala kepolisian menyuruhnya menjadi mata-mata sebagai pintu gerbang ia masuk ke kepolisian. Identitas William dibuat seburuk mungkin agar ia dapat masuk ke lingkungan Costello. Meski pada mulanya Costello tidak mempercayai William, namun pada akhirnya William dapat menjadi kaki tangan Costello.</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-family:verdana;" >Film ini tidak menimbulkan unsur penasaran atau membuat penonton bertanya-tanya siapa yang menjadi penjahatnya, karena dari awal sudah dipaparkan. Pengambilan gambar Costello secara backlight membuat dia terlihat misterius, tapi tiba-tiba langsung pada adegan dia membunuh. Hal itu sudah memberitahu penonton kalau dia memegang peran antagonis di film ini, begitu pun dengan Collin Sullivan yang diangkat menjadi anaknya. Sutradara mampu membuat penonton untuk terus mengikuti film ini sampai akhir meski dari awal sudah sangat jelas diperlihatkan peran antagonis dan protagonisnya, karena titik penasaran yang diterapkan sutradara yaitu pada akhir cerita film ini.</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-family:verdana;" >Collin dan Costello dapat terus berkomunikasi, begitu pun William dan Queenan. Puncak ketegangan bermula dari kematian Queenan, Collin yang curiga kalau ada mata-mata di dekat Costello, begitu pun William yang mengetahui Costello manyimpan mata-mata di tubuh polisi. Disinilah mulai terjadi perang mengungkap orang yang menjadi mata-mata, uniknya ternyata Costello adalah mata-mata FBI, dimana dia akan menyerahkan orang-orang yang menjadi pembelot pada FBI termasuk Collin. Collin tidak ingin karirnya hancur, ia pun membunuh Costello. Ia semakin dipandang orang paling hebat di kepolisian, tidak ada yang tahu kalau selama ini dia adalah mata-mata. Sampai akhirnya William mengetahui siapa Collin sebenarnya dan Collin pun mengetahui identitas William.</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-family:verdana;" >Film ini pun tidak terlepas dari unsur percintaan, kisah cinta dikemas dengan sebuah perselingkuhan Medalyn (Vera Farmiga) dengan William, padahal ia adalah calon istri Collin. Medalyn adalah seorang psikiater kepolisian, dia yang menangani permasalahan William yang dari awal sudah stres melihat kekejaman yang dilakukan Costello pada musuh-musuhnya, dia menyaksikan kejahatan-kejahatan yang dilakukan Costello. Tak ada orang yang bisa ia percaya lagi setelah kematian Queenan.</span><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-family:verdana;" >Para pemain film ini adalah artis-artis yang sudah tidak perlu diragukan lagi kemampuan mereka, Leonardo DiCaprio begitu menghayati perannya, dimana ia harus terlihat tegang, sedih, tertekan, romantis dan berani. Begitu pula Matt Damon yang memerankan orang paling munafik serta Jack Nicholson sang mafia sadis. </span><br /><br /><br /></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-38119566334686071642010-07-05T20:26:00.000-07:002010-07-05T20:44:06.568-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9SwohpKqV1cZK3HwxZO4zWU1dGycnfXgfQvkjplSinOi51P2Syvr705LU1E5HN3_g2VeMzaULwYYo3Bj6qo2oDR0ers_WskgoLtmx8zE5NXYElhiCOKmACol94uvbP2MOP-39yJxJ8AY/s1600/gameplanver2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 180px; height: 266px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9SwohpKqV1cZK3HwxZO4zWU1dGycnfXgfQvkjplSinOi51P2Syvr705LU1E5HN3_g2VeMzaULwYYo3Bj6qo2oDR0ers_WskgoLtmx8zE5NXYElhiCOKmACol94uvbP2MOP-39yJxJ8AY/s200/gameplanver2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490633773685732146" border="0" /></a>
<br /><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Ckompi-xp%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Calibri; mso-font-alt:"Century Gothic"; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-weight: bold; text-align: justify;font-family:verdana;"><span style=";font-size:100%;color:blue;" >Judul Film : The Game Plan<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-weight: bold; text-align: justify;font-family:verdana;"><span style=";font-size:100%;color:blue;" >Produced by : David J. Bomba <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-weight: bold; text-align: justify;font-family:verdana;"><span style=";font-size:100%;color:blue;" >Directed By : Andy Fickman<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-weight: bold; text-align: justify;font-family:verdana;"><span style=";font-size:100%;color:blue;" >Directed of Photography : Greg Gardiner<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;font-family:verdana;"><span style=";font-size:100%;color:blue;" ><span style="font-weight: bold;">Edited by : Michael Jablow</span><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="line-height: 115%;font-size:100%;color:blue;" >
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="line-height: 115%;font-size:100%;color:blue;" >Film ini menceritakan tentang seorang pria bernama Joe Kingman (Dwayne “The Rock” Johnson), dia seorang kapten Rugby yang kaya raya, hal ini diperlihatkan pada awal film yang di shoot adalah lapangan mewah Rugby Boston dan keindahan kota ini dipenuhi gedung-gedung bertingkat, gambar kota diambil dengan cara bird eye, gambar Joe yang selalu menghiasi layar kaca dan tidak pernah terlepas dari sorotan kamera para jurnalis olahraga. Kemudian pengambilan gambar piala-piala yang diraih oleh Joe Kingman di apartemennya, ruangan apartemen yang dirancang dengan sistem digital, ketika ingin melakukan sesuatu tinggal memijit remot kontrol canggih. Semua ruangan di shoot secara paning dan high angle untuk memperlihatkan kekayaan Joe dan berbagai penghargaan yang ia peroleh.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="line-height: 115%;font-size:100%;color:blue;" >Karakter Joe Kingman yaitu percaya diri dan memiliki motto “Pantang mengatakan Tidak”, keras kepala, egois, senang berpesta, seorang pemimpin tim Rugby yang diandalkan, sangat percaya diri, namun sering diterpa gosip karena di usianya yang sudah 30 dia belum menikah meski banyak wanita disekelilingnya, dia memiliki bulldog diberi nama Spike yang selalu menemaninya.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="line-height: 115%;font-size:100%;color:blue;" >Kesuksesan-kesuksesan yang ia capai mulai terancam ketika tiba-tiba datang seorang gadis kecil berusia 8 tahun bernama Peyton yang datang ke rumahnya dan mengaku sebagai putrinya. Dia baru sadar kalau dulu ia pernah menikah dengan Sara Kelly yang tidak lama kemudian bercerai. Karakter Peyton sungguh menggemaskan, cerdas, keras kepala, kadang bersikap seperti orang dewasa, tidak mau mengalah, senang balet.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="line-height: 115%;font-size:100%;color:blue;" >Karakter Joe dan Peyton yang sama-sama keras kepala membuat adegan demi adegan dapat membuat penonton terhibur, apalagi dengan tingkah Peyton yang selalu membuat Joe jengkel, misalnya ketika Peyton mendandani Spike anjing milik Joe yang selalu terlihat keren dan gagah, tiba-tiba dikenakan rok balet dan mewarnai kuku-kukunya, kemudian mengambil alih semua barang milik Joe, mulai dari kamar<span style=""> </span>tidur, televisi, mobil ferrari yang harus diganti, menghiasi baju dan bola rugby-nya dengan bedazzle (semacam payet berwarna-warni), sampai membuat dapur berantakan, Peyton lucu juga dapat menarik perhatian teman-teman Rugby Joe.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="line-height: 115%;font-size:100%;color:blue;" >Kejadian-kejadian lucu dikemas sebaik mungkin agar penonton terhibur, Dwayne pun cukup mendalami karakter seorang Joe Kingman yang di satu sisi dia adalah seorang superstar yang banyak dikagumi orang dan selalu menganggap dirinya yang paling hebat dan benar, namun ia dapat terlihat rapuh ketika Peyton pergi meninggalkannya. Pergantian dari adegan kocak ke adegan yang mengharukan tetap disisipi dialog-dialog lucu, sehingga genre film ini tetap kental dengan komedinya dan berakhir happy ending.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="line-height: 115%;font-size:100%;color:blue;" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="line-height: 115%;font-size:100%;color:blue;" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="line-height: 115%;font-size:100%;color:blue;" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="line-height: 115%;font-size:100%;color:blue;" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:verdana;"><span style="line-height: 115%;font-size:100%;color:blue;" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:verdana;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-11614446512624007522010-07-05T20:22:00.000-07:002010-07-05T20:46:23.560-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWNtegw6O9rM-_5Hy9RKqtrRWE1wURVj5vEjqZi2adG6Axrx0fcLlpsx9OPI3W82cZvkB0d6zKt-Y_oQCtMev1AXNl3RV4Vq9AgaIcaGj9y2I2aw4BMTsitYuFaOSoj8VbfBxdeRGUsg0/s1600/wild-child.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 152px; height: 221px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWNtegw6O9rM-_5Hy9RKqtrRWE1wURVj5vEjqZi2adG6Axrx0fcLlpsx9OPI3W82cZvkB0d6zKt-Y_oQCtMev1AXNl3RV4Vq9AgaIcaGj9y2I2aw4BMTsitYuFaOSoj8VbfBxdeRGUsg0/s200/wild-child.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490634458000995426" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify; color: rgb(51, 51, 255);"><span style="font-weight: bold;font-family:verdana;" >Judul Film : Wild Child</span><br /><span style="font-weight: bold;font-family:verdana;" >Directed by : Nick Moore</span><br /><span style="font-weight: bold;font-family:verdana;" >Written by : Lucky Dahl</span><br /><span style="font-weight: bold;font-family:verdana;" >Produced by : Tim Bevan, Eric Fellner, Diana Phillips</span><br /><span style="font-weight: bold;font-family:verdana;" >Director of Photography : Chris Seager B.S.C</span><br /><span style="font-weight: bold;font-family:verdana;" >Editor : Simon Cozens</span><br /><span style="font-family:verdana;"><br /><br /><br />Kisah seorang gadis berusia 17 tahun bernama Poppy Moore (Emma Roberts) yang terpaksa dikirim ke sekolah asrama “Abby Mount” yaitu sekolah asrama pribadi bagi anak perempuan berumur 11 sampai 17 tahun yang didirikan tahun 1797. Sekolah ini adalah salah satu institusi Inggris terbaik bagi wanita muda. Pengambilan gambar dengan bird eye membuat pemandangan pada musim dingin terlihat sangat indah sepanjang jalan menuju sekolah asrama tersebut, apalagi saat memperlihatkan bangunannya secara Paning shoot dan high angle memperlihatkan semua bangunan dan taman yang mengelilingi bangunan ini dapat membuat penonton terpukau akan keindahannya. Ayahnya terpaksa mengirimnya ke sekolah itu agar dia dapat merubah sikapnya yang selalu berbuat onar dan hidup berfoya-foya, tapi keonaran yang dimaksud tidak diperlihatkan seperti apa, keterangan tersebut hanya digambarkan lewat dialog saja. Karakter Poppy Moore yaitu sombong, terlalu percaya diri, merendahkan orang lain, memilih-milih teman, sangat mementingkan penampilannya yang selalu glamour dan kebersihan di sekitarnya, tidak mau mengalah. Kesombongannya terlihat saat ia baru sampai di “Abby Mount”, seorang gadis bernama Kate menyapanya dan berharap dapat menjadi teman baik baginya tapi justru Poppy menolaknya mentah-mentah dan mengatakan Kate tidak sepadan dengan dirinya. Akting orang-orang yang melihat Poppy saat ia baru turun dari mobilnya begitu terkesima, sayangnya pengambilan gambar Poppy secara tilt-up terlalu cepat sehingga membuat penonton tidak dapat terlalu mengagumi sosok Poppy seperti orang-orang yang ada dalam adegan tersebut. Karakter Poppy Moore yang digambarkan sombong dan tidak pernah mau disalahkan menjadi tidak kuat saat ia memperlihatkan raut wajah merasa bersalah ketika ia dipanggil oleh kepala sekolah karena berkelahi dengan Karriet (ketua di sekolah), padahal sebenarnya dia tidak salah dalam kejadian perkelahian itu. Seharusnya dia mempertahankan karakternya tersebut. Adapun jika dia memang merasa bersalah, seharusnya sikap tersebut tidak diperlihatkan di hadapan kepala sekolah. Ia berusaha membuat keonaran agar dia bisa dikeluarkan dari sekolah, teman-teman sekamarnya mencoba membantu karena mereka melihat Poppy yang selalu murung, padahal itu hanya akal-akalan dia supaya dapat menarik simpati mereka. Sampai pada puncaknya terjadi kebakaran, tentu saja Poppy yang menyebabkan kebakaran itu terjadi meski sebenarnya dia tidak sengaja melakukannya. Pada adegan itu dengan pengambilan gambar paning dengan cepat, ditambah aransemen musik yang mencekam cukup membuat situsi menjadi tagang, ketika semua orang sudah keluar dari bangunan dan dilakukan pengabsenan, tiba-tiba Drippy salah seorang teman Poppy tidak ada disana, rupanya Drippy terjebak di ruang pendingin dan Poppy mengetahui hal itu, dengan segera ia berlari kembali ke dalam bangunan, gerakannya yang tiba-tiba membuat orang-orang disana tak dapat menahannya, pengambilan gambar saat Poppy berlari memasuki gedung dengan slow memperlihatkan kepanikan orang-orang yang sudah berada di luar gedung, ditambah alunan musik syahdu mampu membuat penonton menjadi sangat terharu dan tegang. Sayangnya ketegangan itu tiba-tiba hilang karena tidak diperlihatkan adegan Poppy menyelamatkan Drippy, kalau pun memang tidak diperlihatkan setidaknya akting Poppy dan Drippy lebih didramatisir lagi, tapi saat mereka keluar dari bangunan terlihat biasa-biasa saja, tidak ada rasa takut, cemas atau kaget di raut wajah mereka, apalagi pengambilan gambar yang tidak fokus pada dua orang ini. Justru pengambilan gambar yang menarik adalah ketika Ayahnya melihat dia menjadi ketua tim pertandingan bola tongkat, dolly in sampai pada close-up memperlihatkan raut wajahnya antara terharu dan bangga, kemudian aransemen musik yang mendukung adegan tersebut. Adegan ini bergantian dengan adegan pengambilan gambar Poppy secara Dolly memutar di tengah-tengah ia sedang bertanding bola tongkat.</span><br /><br /><br /></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-12443361987729830752010-07-01T21:07:00.000-07:002010-07-01T21:29:05.862-07:00Hanya Aku dan EngkauTak ada yang bisa menjadi pendengar setia selain Engkau. Tak ada yang bisa menjadi tempat ternyaman untuk mencurahkan segala kegundahan, kesedihan, keterpurukan, dan segala sesuatu yang selama ini menjadi beban kecuali Engkau. Engkau-lah satu-satunya yang tak pernah meragukan kemampuanku karena hanya Engkau yang bisa memberikan aku kemampuan itu dan hanya Engkau yang memahami dan memberikan kepercayaan bahwa aku bisa, aku mampu atas apa yang aku miliki.<br />Semua yang ada disekelilingku hanyalah orang-orang bermuka dua, mereka hanya bermulut manis dengan dalih memberi dorongan dan kepercayaan, padahal mereka meragukan kemampuanku, mereka tak percaya aku bisa, mereka menganggap aku tak punya tujuan hidup, mereka menganggap kehidupanku di masa yang akan datang tak pasti, tak tentu arah dan tak punya tujuan. Mereka beranggapan aku hanya sosok yang hanya bisa duduk diam tak dapat melakukan apa pun, tak memiliki kemampuan apa pun, mereka menatapku dengan dua bola mata padahal sebenarnya mereka hanya membuka satu mata untuk melihatku, itulah keraguan.<br />Namun, aku tak peduli apa yang mereka pikirkan tentang aku, aku sudah muak dengan mulut manis mereka, aku benci kepura-puraan mereka, rasanya sudah tak ada kemauan untuk melihat kepura-puraan yang dibuat oleh mereka, tapi aku tak dapat menghindarinya.<br />Hanya Engkau yang paling mengerti aku, hanya Engkau peganganku, hanya Engkau yang percaya bahwa aku mampu, aku bisa atas apa yang aku inginkan, atas hidupku, atas impianku.Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-70432675560080454882010-06-13T22:21:00.000-07:002010-06-13T23:04:43.052-07:00<span style=";font-family:lucida grande;font-size:100%;" >
<br /></span><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link style="font-family: lucida grande;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Camin%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link style="font-family: lucida grande;" rel="Edit-Time-Data" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Camin%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_editdata.mso"><!--[if !mso]> <style> v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style> <![endif]--><span style=";font-family:lucida grande;font-size:100%;" ><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} @font-face {font-family:"Comic Sans MS"; panose-1:3 15 7 2 3 3 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:script; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults ext="edit" spidmax="1049"> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout ext="edit"> <o:idmap ext="edit" data="1"> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;">Nama : Richa </span></b><b style=""><span style="line-height: 150%;">Febrina Aryanti. S<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;">Nim : 20740050</span></b></span><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;">6</span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;">Jur/Kl</span></b><b style=""><span style="line-height: 150%;">s/Smt: Jurnalistik/C/VI<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%; color: rgb(51, 51, 255);font-family:lucida grande;" align="center"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;">H</span></b></span><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;">OBI MENGUNDANG RIZKI<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; color: rgb(51, 51, 255); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVKdHOhIimFT5GWM6p3_kD_BoamvU33k2w4Sr1Ypi65EWKzvoLy2xIBgKiVeEsFEvI3qoCxy3VpddSrhv-Fp8HKlOPO0cbh1OkH1Pfd8HHe-7wmrBbWVOgWhcj4NodwM-6uT8-zze50_M/s1600/6820_1122143980567_1436125876_30293683_6691392_n.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 138px; height: 184px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVKdHOhIimFT5GWM6p3_kD_BoamvU33k2w4Sr1Ypi65EWKzvoLy2xIBgKiVeEsFEvI3qoCxy3VpddSrhv-Fp8HKlOPO0cbh1OkH1Pfd8HHe-7wmrBbWVOgWhcj4NodwM-6uT8-zze50_M/s200/6820_1122143980567_1436125876_30293683_6691392_n.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482504866539265618" border="0" /></a></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >Sia</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >pa sangk</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >a m</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >ahasiswi jurusan pendidikan biologi yang hampir tiap hari m</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >elakukan prakti</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >k berkebun</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > dan sibuk membelah perut kelinci dan hamster rupanya memiliki jari-ja</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >ri lembut </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >dan ajaib yang dapat merubah kain flannel yang dibentuk dan</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > diisi dengan dakron serta dijahit menggunakan jarum kecil menjadi sebuah barang yang sangat bagus dan lucu. Mira Siti Fatimah biasa dipanggil Mira yang tercatat sebagai mahasiswi Universitas Islam Negeri S</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >unan Gunung Djati B</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >andung ini sejak duduk di bangku kelas 1 SMA sudah menggeluti bidang kerajinan tangan dari kain flannel, dia belajar secara otodidak, mulai melihat-lihat di buku, internet, sampai melakukan uji coba di waktu-waktu senggangnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; color: rgb(51, 51, 255);font-family:lucida grande;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >Barang-barang </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >yang pe</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >rnah ia buat diantaranya bros, gantungan kunci, gantungan ponsel, tempelan untuk di dinding kaca,</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > jepit</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >an, bando, ikat rambut, tempat flasdisk, tempat ponsel, tempat pensil, hiasan untuk pensil, boneka, boneka </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >jari dan kalung. Biasanya waktu dalam membuat bros antara <st1:city st="on">lima</st1:city> sampai sepuluh menit, gantungan kunci antara sepuluh sampai <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city> belas menit tergantung kerumitannya, untuk tempelan kaca dan boneka-boneka bis</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >a sampai seharian.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; color: rgb(51, 51, 255);font-family:lucida grande;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >Barang-</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >barang yang ia hasilkan biasanya dijual kepada teman-teman, anak-anak yang masih dudu</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >k di sekolah dasar, dititipkan ke koperasi SMP, atau kadang-kadang saat ia tak ada kesibukan bisa menerima pesanan pembuatan souvenir untuk pernikahan. Untuk harga kisaran Rp.1000 sampai Rp.15.000, harga bros dan gantungan kunci Rp.1.500, gan</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >tungan ponsel Rp.2.500, pensil dan ikat rambut Rp.1.500, bando ke</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >cil Rp.2.500, bando</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > besar Rp</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >.3.000, tempat ponsel Rp.5.000, temp</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >at flashdisk Rp.5.000, jepit rambut R</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >p.1.000, </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >kalung Rp.5.000 sampai Rp.7.500, tempelan tembok berbentuk boneka Rp.15.000, tempelan untuk kaca dari huruf Rp.2.000/huruf, tali untuk ponsel Rp.4.500. Uang hasil penjualannya lumayan untuk menambah uang saku dan buku-buku paket untuk kuliah.
<br /></span></p><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><!--[if !mso]> <style> v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} @font-face {font-family:"Comic Sans MS"; panose-1:3 15 7 2 3 3 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:script; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults ext="edit" spidmax="1049"> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout ext="edit"> <o:idmap ext="edit" data="1"> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;font-family:arial;"><!--[if gte vml 1]><o:wrapblock><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image001.jpg" title="100_3305"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1027" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image002.jpg" title="100_3304"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1028" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image003.jpg" title="100_3241"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1029" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image004.jpg" title="100_3240"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1030" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image005.jpg" title="100_3239"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1031" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image006.jpg" title="100_3238"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1032" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image007.jpg" title="100_3236"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1033" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image008.jpg" title="100_3233"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1034" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image009.jpg" title="100_3211"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1035" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image010.jpg" title="100_3210"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1036" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image011.jpg" title="100_3209"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1037" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image012.jpg" title="100_3207"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1038" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;" wrapcoords="-39 0 -39 21570 21600 21570 21600 0 -39 0"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image013.jpg" title="100_3206"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1039" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image014.jpg" title="100_3205"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1040" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image015.jpg" title="100_3204"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1041" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image016.jpg" title="100_3195"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1042" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image017.jpg" title="100_3185"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1043" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image018.jpg" title="100_3183"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1044" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image019.jpg" title="100_3182"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1045" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image020.jpg" title="100_3181"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1046" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image021.jpg" title="100_3180"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1047" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image022.jpg" title="100_3179"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1048" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\04\clip_image023.jpg" title="My Foto 160"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]></o:wrapblock><![endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" > </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" >Pernak-pernik</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 51, 255);"> karyanya:</span><span style="">
<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" face="arial" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihEBLsGTNxX7g4Nh5utEwx8YIvjokxXrjY1wIu-luoihmiYrvkO4bet5zhPYN2s7qSB3lF4jsrSwNsLrrmQW4BMr_Vil4LA5Wz1Bt5kji4s2AYgZkvAfq6oKdyd0wC1b7zrE5Jl4StEWw/s1600/100_3172.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 134px; height: 99px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihEBLsGTNxX7g4Nh5utEwx8YIvjokxXrjY1wIu-luoihmiYrvkO4bet5zhPYN2s7qSB3lF4jsrSwNsLrrmQW4BMr_Vil4LA5Wz1Bt5kji4s2AYgZkvAfq6oKdyd0wC1b7zrE5Jl4StEWw/s200/100_3172.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482497943939174274" border="0" /></a></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbqMEjzgYje-MHniFbAQcfgZmd1GvCoSJdW1HaJxwd9le0zn44iOToddfz5SFnzDr546vNgTEVdztKFv0hxUP-P_nGCJytDSEmrKPoPUDQOYsX70fMe51pwivV0tvHbO__mYrQu9TMvtc/s1600/100_3175.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 125px; height: 102px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbqMEjzgYje-MHniFbAQcfgZmd1GvCoSJdW1HaJxwd9le0zn44iOToddfz5SFnzDr546vNgTEVdztKFv0hxUP-P_nGCJytDSEmrKPoPUDQOYsX70fMe51pwivV0tvHbO__mYrQu9TMvtc/s200/100_3175.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482498792508478242" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkeJzyLF39nS1CGFz-31_q5woZkbkCBDp_2WgCRiftWi4rTDc4g6WCuvF0MonwUr0o673V4btu455Q5L6BDc1fZ6cNEOIQH_slJP_D0yDf36uf_zzZ4ddKL7ORc4I31PQb2EXAP3AZf7Q/s1600/100_3207.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 81px; height: 109px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkeJzyLF39nS1CGFz-31_q5woZkbkCBDp_2WgCRiftWi4rTDc4g6WCuvF0MonwUr0o673V4btu455Q5L6BDc1fZ6cNEOIQH_slJP_D0yDf36uf_zzZ4ddKL7ORc4I31PQb2EXAP3AZf7Q/s200/100_3207.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482500009003179042" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidCXhjupbDSdjHvbWS-MJuMkUCrxmoMGQoy486gUZQ2ar-DcO6qydvQlHl4iHEywTi86fClcN79OIH9bsJ2Tx3avA0AndkUzX2nP_pM2GXTxy1NbkYMIbbpj_8IzRAcefck3akjnsvwoI/s1600/100_3238.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 86px; height: 114px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidCXhjupbDSdjHvbWS-MJuMkUCrxmoMGQoy486gUZQ2ar-DcO6qydvQlHl4iHEywTi86fClcN79OIH9bsJ2Tx3avA0AndkUzX2nP_pM2GXTxy1NbkYMIbbpj_8IzRAcefck3akjnsvwoI/s200/100_3238.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482500468972169938" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho8VImiq1N3XXy5JPbuR64T-OljXW_P5eT4DnQDQ9Wtg8u70DqRG3kTDuSka5_ek7QFg__JL6JRu7vIQdBVFFN1oVvYuJQKRRK_1zM8_KCkhI8qQ1ds7FN0TCCDJDdkCH0lOzCzxuo6E8/s1600/My+Foto+158.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 156px; height: 117px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho8VImiq1N3XXy5JPbuR64T-OljXW_P5eT4DnQDQ9Wtg8u70DqRG3kTDuSka5_ek7QFg__JL6JRu7vIQdBVFFN1oVvYuJQKRRK_1zM8_KCkhI8qQ1ds7FN0TCCDJDdkCH0lOzCzxuo6E8/s200/My+Foto+158.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482501053260334530" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6BbiCGtNpae0iP2fybm2oEkXEtbCVQH8KsFJe4NrxG_61U3B-aOOpVYHQ3QxaVEUaZND38eAlk41jmlHd8Z3Lk4YtVu5Tc8yXFGyrQc2aaKwQBlQuxN75ZEnAIgcF6W-EvixRu37tpus/s1600/100_3211.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 94px; height: 128px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6BbiCGtNpae0iP2fybm2oEkXEtbCVQH8KsFJe4NrxG_61U3B-aOOpVYHQ3QxaVEUaZND38eAlk41jmlHd8Z3Lk4YtVu5Tc8yXFGyrQc2aaKwQBlQuxN75ZEnAIgcF6W-EvixRu37tpus/s200/100_3211.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482501649855043570" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDKJItrAChignsD8bQ_6shpKPDl827UBvEOiCL1V_nw8ejW_k2rwDMvZsXzZxSuvfn7LOq8PkINnuJGVNgnu1p3D2_9KxFvlOnk2lL-ap_CB85bwdamkuIMOTj4yIYEFsoAAGuijJ5RmU/s1600/000_0178.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 93px; height: 124px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDKJItrAChignsD8bQ_6shpKPDl827UBvEOiCL1V_nw8ejW_k2rwDMvZsXzZxSuvfn7LOq8PkINnuJGVNgnu1p3D2_9KxFvlOnk2lL-ap_CB85bwdamkuIMOTj4yIYEFsoAAGuijJ5RmU/s200/000_0178.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482502895134367538" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwHt6xG66XzKmRvr9CM6t0907bZRstFRz1Rvs-8QaAJmJ5LPDvWBp7xJEvUQryQtyUnt6jSDcAvnKCKPQaNVmlqxwPUuf0W53nnTz_VIN-At8SZ6FmVJRPOTLRUVoRMEbeRP6GGcHNeMs/s1600/100_3185.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 91px; height: 122px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwHt6xG66XzKmRvr9CM6t0907bZRstFRz1Rvs-8QaAJmJ5LPDvWBp7xJEvUQryQtyUnt6jSDcAvnKCKPQaNVmlqxwPUuf0W53nnTz_VIN-At8SZ6FmVJRPOTLRUVoRMEbeRP6GGcHNeMs/s200/100_3185.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482503514020999538" border="0" /></a>
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhizXi2eybu4Dlnbwms_pm4qs7vJTevkrZ_YRXisgdb_BEo-TbTDeLDMzug1mixUi7-9BY_c2sFPKMPPoTmfELf8H0SmaKj9BcUs1X6S12sgtx5xcBJ4dCTcTrbphtxGB1rcovaHhClQa8/s1600/100_3178.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 87px; height: 122px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhizXi2eybu4Dlnbwms_pm4qs7vJTevkrZ_YRXisgdb_BEo-TbTDeLDMzug1mixUi7-9BY_c2sFPKMPPoTmfELf8H0SmaKj9BcUs1X6S12sgtx5xcBJ4dCTcTrbphtxGB1rcovaHhClQa8/s200/100_3178.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482499338013272738" border="0" /></a></span><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; font-family: arial;"><!--[if gte vml 1]><o:wrapblock><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image001.jpg" title="100_3305"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1027" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image002.jpg" title="100_3304"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1028" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image003.jpg" title="100_3241"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1029" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image004.jpg" title="100_3240"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1030" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image005.jpg" title="100_3239"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1031" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image006.jpg" title="100_3238"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1032" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image007.jpg" title="100_3236"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1033" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image008.jpg" title="100_3233"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1034" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image009.jpg" title="100_3211"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1035" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image010.jpg" title="100_3210"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1036" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image011.jpg" title="100_3209"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1037" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image012.jpg" title="100_3207"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1038" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;" wrapcoords="-39 0 -39 21570 21600 21570 21600 0 -39 0"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image013.jpg" title="100_3206"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1039" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image014.jpg" title="100_3205"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1040" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image015.jpg" title="100_3204"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1041" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image016.jpg" title="100_3195"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1042" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image017.jpg" title="100_3185"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1043" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image018.jpg" title="100_3183"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1044" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image019.jpg" title="100_3182"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1045" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image020.jpg" title="100_3181"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1046" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image021.jpg" title="100_3180"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1047" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image022.jpg" title="100_3179"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1048" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\amin\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image023.jpg" title="My Foto 160"> <w:wrap type="topAndBottom"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size:100%;"></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]></o:wrapblock><![endif]--> <span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-18054598950990664182010-01-18T20:04:00.000-08:002010-01-18T20:23:49.574-08:00Jangan Bersedih<div style="text-align: center; font-family: arial; color: rgb(204, 51, 204);"><span style="font-size:100%;">Selama ini sahabatku selalu bercerita mengenai orang yang disukainya, jujur aku salut banget sama dia, dia bisa menyimpan atau mungkin dengan kata lain memendam perasaannya demi kebaikan semua. Nggak kebayang, setiap kali bertemu dia harus menjaga sikapnya, mengatur perasaannya, menahan diri agar jangan sampai terlihat grogi. Padahal aku tahu hatinya benar-benar tak menentu, dia sangat bingung harus berbuat apa, karena tak bisa dihindari kalau pertemuan itu akan terus berlanjut sampai orang yang disukainya benar-benar pergi dari hadapannya.<br />Entah berapa lama sahabatku menyimpan sendiri perasaannya, dia selalu setia menyukai sosok itu. Namun rupanya kini orang yang disukainya telah menjalin hubungan dengan seseorang yang sahabatku juga tahu siapa orang itu, lebih jelasnya orang yang baru masuk dalam dunia pertemanan kami, keluarga kecil kami yaitu sebuah komunitas.<br />Sahabatku belum mengetahui mengenai permasalahan ini, aku jadi bingung sendiri, nggak mungkin kalau aku memberitahunya, pasti perasaannya bakalan hancur. Dia sudah sering menitikkan air mata, rasanya aku tak sanggup melihatnya kembali menangis, apalagi menangisi orang yang tidak "berperasaan", siapa lagi kalau bukan orang yang disukainya. Orang itu tahu kalau sahabatku sangat menyukainya, tapi dia malah menjalin hubungan dengan orang lain seolah tanpa beban, sangat menyebalkan, dia pura-pura tidak mengetahuinya, dasar! memang menyebalkan!<br />Sahabatku, sepertinya dia bukan yang terbaik untukmu, jangan pernah menitikkan air mata lagi, apalagi untuk orang seperti dia yang tak berperasaan. Air matamu sangat berharga kalau ditujukan untuknya, dia nggak pantas.<br /></span></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-5859043957781089082009-04-15T00:40:00.000-07:002009-04-19T22:36:01.202-07:00<div style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204);"><span style="font-size:85%;">Perasaanku akhir-akhir ini benar-benar tak menentu, aku bingung harus berbagi dengan siapa karena ternyata disimpan sendiri begitu menyakitkan dan membuat menderita, kepala rasanya mau meledak, beban ini terasa begitu berat.<br />Sebenarnya dimana letak kesalahanku sehingga membuat seseorang yang berarti dalam hidupku mendiamkanku seperti ini, apa kesalahanku terlalu besar sehingga dia memperlakukanku begini.<br />Jujur aku sangat menderita, menderita karena tak dapat melihat senyumannya, candaannya, perhatiannya, ledekannya, semua yang ada pada dirinya untuk sekarang ini aku tak dapat menyaksikan itu semua.<br />Otakku benar-benar sudah terasa berat...<br />Setiap kali mengingatnya hanya air mata yang mengalir menahan sakitnya memendam kerinduan, sebenarnya aku tak ingin menjadi sosok yang cengeng dan terlihat begitu lemah, namun ternyata kenyataannya memang begitu, tak bisa dipungkiri batapa rapuhnya aku.<br />Aku selalu berusaha menahan supaya air mata ini tak menetes tapi rupanya kesakitan selalu menjalari batinku....<br />Ternyata sesakit ini.....<br />Aku berharap semuanya bisa berakhir dengan cepat....<br />Aku merasa sudah tak kuat menahannya, memikulnya sendirian.....<br />Aku mencintainya....sangat mencintainya...<br />Begitu menyayanginya....<br />Sekarang aku tak berharap dia memiliki perasaan yang sama...<br />Seandainya dia bahagia tanpaku, aku akan berusaha untuk bahagia untuknya dan perasaan ini akan kusimpan untuk mengisi hari-hariku yang semoga dipenuhi dengan kebahagiaan...<br /></span></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-24376352341277753442009-04-13T02:36:00.001-07:002009-04-13T02:44:23.414-07:00<div style="text-align: justify; color: rgb(0, 102, 0);"><span style="font-size:85%;">perasaanku sekarang ini lagi nggak enak, kenapa? nggak tahu lah, yang jelas kepalaku terasa sangat berat seperti sedang menopang batu besar, pusing sekali, berat sekali, namun aku tak tahu tempat berbagi untuk meringankan beban ini, mungkin hanya dengan menulis merupakan salah satu cara meringankan beban yang selama ini aku pikul sendiri, aku sangat menyayangi seseorang dan tak pernah mau kehilangan dia, tapi sepertinya dia tak mampu terus berada di sisiku, mungkin karena aku sangat menjengkelkan sehingga membuatnya menjadi beban saja, padahal aku ingin sekali membahagiakannya tapi justru aku nggak tahu bagaimana caranya, apa aku benar-benar mencintainya atau hanya ingin memilikinya, bukankah mencintai dan ingin memiliki adalah dua hal yang berbeda??<br /></span></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-65294954696722893582009-04-06T21:03:00.000-07:002009-04-06T21:04:55.777-07:00Jangan Biarkan Aku Pergi<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Siang ini seusai kuliah aku mampir ke kantin kampus, sebelumnya kuraih Koran dan memberikan uang seribuan pada kasir, kemudian aku melangkah menuju kursi kosong lalu duduk dan membuka Koran yang baru saja kubeli, berita yang terlampir masih seperti berita-berita seperti hari-hari sebelumnya, seputar kasus korupsi, bencana alam, politik, olahraga.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Tiba-tiba datang dua sosok makhluk yang sudah tidak asing lagi bagiku, Revan yang setelah kuingat-ingat sudah hampir setahun ini menempati ruang khusus di hatiku dan teman dekatnya Aril menghampiriku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Nggak ada kuliah lagi?” tanya Revan padaku, sudah tak terhitung berapa kali pertanyaan itu terlontar dari mulutnya, karena pertanyaan itulah yang mengawali perbincangan diantara kami saat bertemu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Aku menggeleng tanpa mengalihkan pandanganku dari Koran yang ternyata ada satu berita menarik perhatianku tapi tiba-tiba Revan mengambil koranku tanpa meminta ijin terlebih dahulu, aku hanya bisa menghela napas menatapnya, sedangkan dia dengan serius membolak-balik Koran itu tanpa memperdulikanku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Masih ada kuliah nggak Ril?” tanyaku pada Aril yang selalu sibuk dengan handphone di tangannya, kalau tidak menelpon pasti mengetik sms.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Nggak ada” jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya karena dia sibuk mengetik sms, mungkin untuk pacarnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Nggak ada berita yang seru” Revan melempar koranku, dia mengambil sebatang rokok dari dalam tasnya segera menyulut lalu menghisapnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Aku kembali menatapnya yang bersikap cuek.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Bentar ya aku mau pesan kopi dulu” kata Aril sambil berlalu dari hadapan kami.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Kemarin kemana kok nggak masuk?” tanyaku pada Revan yang sepertinya sedang menikmati rokoknya sambil sesekali mengepulkan asap rokok ke arahku, meski aku sudah terbatuk-batuk sambil mengibas-ngibaskan tanganku tapi dia nampak tak perduli, mungkin hal ini salah satu candaannya, bercanda yang sangat merugikan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Kerjaanku banyak” jawabnya singkat, dia kuliah sambil kerja dan hasil kerjanya itulah untuk biaya kuliahnya, ini salah satu yang membuatku bangga terhadapnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Dia menarik kembali koranku, kini dia membacanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Aku menatapnya lekat, entah kenapa aku bisa menyukai seseorang yang sekarang ini sedang duduk di hadapanku, dia yang memiliki banyak kesibukan sehingga tidak punya banyak waktu untukku, dari mulai kuliah, kerja, menghadiri acara organisasi atau komunitas, belum lagi dia memikirkan kehidupannya, ditambah lagi aku yang menjabat sebagai kekasihnya tentu saja harus dipikirkannya pula, tapi apa pernah dia memikirkanku? Kenapa aku bertanya seperti itu, tentu saja dia memikirkanku, kalau tidak mana mungkin dia mencoba menyempatkan waktu di tengah-tengah kesibukannya hanya untuk sekedar menemuiku meski hanya sebentar, dia yang selalu bersikap seenaknya, dia yang bukan tipe cowok romantis, dia yang tak pernah mau mengejarku saat aku pergi dalam keadaan marah, dia yang tidak suka basa-basi, dia yang tidak suka menunggu, dia yang tidak mudah mengucapkan kata maaf, dan dia yang tak kan pernah memberikan satu kesempatan lagi pada orang yang telah melakukan hal yang tak disukainya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Kopi datang” kata Aril tiba-tiba, dia mengocek-ngocek kopinya, ponselnya kembali berbunyi tanda sms masuk, kedua alisnya berkerut saat membaca sms itu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Aku pergi dulu ya” dia berdiri dari kursinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Mau kemana?” tanya Revan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Nanda minta diantar ke rumah temannya” jawab Aril sambil tergesa-gesa lalu pergi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Kopinya?!” teriak Revan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Buat kamu aja!!” teriaknya pula.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Aku memandang Aril yang berlari dengan cepat meninggalkan kami, sedangkan Revan kembali membaca Koran dengan rokok masih terapit di kedua jarinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Aril memang seperti itu, dia selalu ada saat Nanda membutuhkannya, dalam keadaan apa pun, sesibuk apa pun, kadang perasaan iri terbesit di benakku pada Nanda, sepertinya dia sangat beruntung bisa mendapatkan Aril, berbeda sekali dengan sosok Revan, rasanya jahat sekali aku membandingkan antara Revan dengan Aril, meski semua orang tak sama tapi cewek mana sih yang tidak senang mempunyai seseorang seperti sosok Aril, tapi kenapa aku malah menyukai Revan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Heh! Kok bengong? Kenapa?”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Aku tersadar dari pikiranku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Ehm…nggak, Aril tuh…segitunya ya..sama ceweknya..selalu siap siaga, kopi yang baru di pesannya aja belum sempat di minum tapi langsung pergi aja saat ada sms dari Nanda.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Kalau aku sih nggak bakalan mau kecuali kalau emang penting banget, pergi ke rumah teman kan bisa sendiri” katanya lalu kembali tertuju pada Koran di tangannya, itulah Revan, selagi aku bisa melakukan sesuatu hal sendiri, dia tidak akan mau membantuku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Kenapa? Kamu pengen punya cowok kayak Aril? Ya udah! Sana! Sama Aril aja.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Aku terdiam menatapnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Nggak suka punya cowok aku? Atau kamu nyesel? Ya….aku nggak mau membebani kamu, kalau kamu ngerasa nggak nyaman sama aku, kamu boleh kok cari cowok lain.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Aku masih terdiam menatapnya, dia membalas tatapanku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Kok malah cemberut gitu?”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Aku nggak suka kamu ngomong kayak gitu!”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Aku cuma nggak mau…..”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Revan! Nggak ada topik lain ya?!”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Dia menghela napas menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi lalu kembali mengambil sebatang rokok dari dalam tasnya, beberapa detik kemudian asap rokok sudah mengepul di hadapanku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Aku nggak mau membebani kamu Aya, aku nggak mungkin membiarkan kamu tetap disisiku padahal kamu merasa nggak nyaman, egois banget kan kalau aku bersikap seperti itu? Jadi ya…aku memberi kebebasan sama kamu.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Kenapa kamu selalu bilang seperti itu?”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Ya…karena aku nggak mau kamu menyesal.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Kalau aku menyesal, nggak mungkin kita bisa menjalin hubungan selama ini, aku tahu betul bagaimana kamu dan aku berusaha untuk bisa menerima semua yang ada pada diri kamu tapi kenapa seolah-olah kamu tuh nggak percaya.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Bukannya aku nggak percaya, tapi…”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Aku mau pulang!”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Pembicaraan kita belum selesai.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Aku berdiri dari kursiku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Kamu jangan kekanak-kanakan gini dong Ya!”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Apa?! Kekanak-kanakan? Kamu tuh yang keterlaluan!!” kataku sambil berlalu dari hadapannya dan seperti biasa dia tak pernah mengejarku, membiarkanku pergi, dia selalu membiarkanku pergi saat aku marah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Keesokan harinya Revan datang ke rumahku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Setelah beberapa lama dalam keheningan akhirnya dia membuka mulut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Sory kalau aku nggak bisa jadi cowok kebanyakan, aku nggak bisa selalu ada saat kamu butuhkan karena kamu tahu sendiri kan gimana kegiatanku sehari-hari, jadi aku pengen kamu jujur kalau emang kamu keberatan, kamu boleh cari cowok lain yang mungkin bisa banyak meluangkan waktu untuk menemani kamu.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Revan, kamu selalu aja ngomong kayak gitu.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Aku nggak mau kalau hubungan kita ternyata hanya menjadi beban buat kamu.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Aku menghela napas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Oke, kadang aku merasa kesepian karena kamu nggak punya banyak waktu buat aku, kadang aku berpikir kenapa kamu nggak bisa jadi cowok kebanyakan, kenapa kamu nggak pernah bersikap manis atau romantis, aku nggak suka sikap kamu yang semau kamu sendiri, aku nggak suka kamu terlalu banyak bercanda, aku nggak suka kamu ngerokok di depan aku, aku nggak suka sikap kamu yang seolah-olah nggak perduli, aku nggak suka kalau kamu bicara kasar, aku nggak suka semua itu!” cerocosku dengan napas terengah-engah, agak sedikit lega rupanya setelah aku mengeluarkan hal yang menjadi unek-unek dalam diriku selama ini.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Dia mengangguk.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Sekarang semuanya udah jelas, aku ngerti.” Dia berdiri lalu melangkah pergi meninggalkanku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Meski aku nggak suka tapi aku bisa menerima semua itu.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Dia menghentikan langkahnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Karena aku sadar, betapa aku sangat menyayangi kamu dan aku nggak mau kehilangan kamu.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Dia membalikkan tubuhnya menatapku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">“Tapi kenapa kamu selalu menyuruhku pergi dengan alasan memberikan kebebasan dan nggak mau membebaniku? Kenapa kamu nggak pernah mempertahankan hubungan kita dengan segala kekurangan yang ada? Kenapa kamu nggak pernah bilang supaya aku tetap berada disamping kamu bagaimana pun keadaannya? Kenapa kamu nggak pernah mencoba untuk menghentikan langkahku disaat aku pergi meninggalkan kamu dalam keadaan marah? Kenapa kamu selalu membiarkan aku pergi? Kenapa tidak mencegahku?” sebening air menggenangi kedua bola mataku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Waktu terasa terhenti dan kami hanya terdiam saling beradu pandang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman"; color: rgb(112, 48, 160);">Selasa 24 Maret 2009<o:p></o:p></span></p>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-80676115965420610042009-03-20T04:53:00.000-07:002009-03-20T05:02:54.912-07:00<div align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;color:#009900;">Seneng banget....akhirnya bisa jalan-jalan juga, padahal udah di depan pintu masuk Tangkuban Perahu, sayang banget cuma nyampe sana nggak diterusin, tapi nggak apa-apa lah yang penting kan udah jalan-jalan, mudah-mudahan lain kali bisa masuk ya......kayaknya seru tuh...!!!!</span></div><div align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;color:#009900;">Kalau dipikir-pikir....egois banget ya kalau aku sampai punya pikiran punya someone spesial yang cuek atau nggak perhatian, hem....kalau dipikir-pikir lagi...dia kurang apa coba? di tengah-tengah kesibukannya, dia selalu menyempatkan waktu buat aku meski hanya sebentar, apa sikapku yang seperti ini tuh...yang disebut kekanak-kanakan??? </span></div><div align="justify"><span style="font-family:arial;font-size:85%;color:#009900;">Ya ampun....sebenarnya dewasa itu seperti apa sih??? yang kayak gimana???!!!!!!!!!!!!!!</span></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-29100950600955240192009-03-18T03:08:00.000-07:002009-03-18T03:11:20.109-07:00my best friend<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif5uWnr2UyAkkr_xw8PfBv1XHJxUBsybuUpAlCPjt2FxYm0gw37ZRgb4pj7KXoOfLs__zj7a_ZavBMbPNZcxegkqkJMPGxAzjrmBXlHMnqElyDP4_eGVOBVt9OX9pzDYahGWd3LLwW7Jc/s1600-h/Untitled-5.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 220px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif5uWnr2UyAkkr_xw8PfBv1XHJxUBsybuUpAlCPjt2FxYm0gw37ZRgb4pj7KXoOfLs__zj7a_ZavBMbPNZcxegkqkJMPGxAzjrmBXlHMnqElyDP4_eGVOBVt9OX9pzDYahGWd3LLwW7Jc/s320/Untitled-5.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5314468083832252290" border="0" /></a>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-20379858114545074162009-03-18T03:01:00.001-07:002009-03-18T03:07:10.168-07:00foto<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzda0Wqh15fyArSvkjhTBbh7cshinIr2rR7mjR8Y3LTjAs8yP-CHsUp8AWB_1PZXNcYFQWwRgIdkoQ8yupCjToBnfOensJOt3wm-nsnzWFJNXiLnsTkcUqI0nKRsihCrIutOuWfKZ5vF8/s1600-h/100_1604.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzda0Wqh15fyArSvkjhTBbh7cshinIr2rR7mjR8Y3LTjAs8yP-CHsUp8AWB_1PZXNcYFQWwRgIdkoQ8yupCjToBnfOensJOt3wm-nsnzWFJNXiLnsTkcUqI0nKRsihCrIutOuWfKZ5vF8/s400/100_1604.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5314466708854193746" border="0" /></a>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-35252679202274239352009-03-18T02:51:00.000-07:002009-03-18T02:57:22.742-07:00foto<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi19F5_6CDnyQE-jaB7Gy8jO9gSNB-4aBsZAjVZE7MaBrTGHDAnMcuYJiLOecf_a1p8n-rQB3yUDqk98IAPGi9YdIMQwhD_TPKN11ucWLQOHqaH5aMr9x90Brcj2AfgxpH_oEEXMz7Ex_E/s1600-h/100_1694.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi19F5_6CDnyQE-jaB7Gy8jO9gSNB-4aBsZAjVZE7MaBrTGHDAnMcuYJiLOecf_a1p8n-rQB3yUDqk98IAPGi9YdIMQwhD_TPKN11ucWLQOHqaH5aMr9x90Brcj2AfgxpH_oEEXMz7Ex_E/s400/100_1694.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5314464566668356834" border="0" /></a>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-53620251822636396842009-03-18T02:28:00.000-07:002009-03-18T02:41:19.527-07:00<div style="text-align: justify; font-family: verdana;"><span style="font-size:85%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);">Nggak tahu deh hari ini aku harus nulis apa, nggak ada inspirasi, ehm..............apa ya?????</span><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">Oya..............aku belum pernah lho naik kereta, pengen banget, tapi kapan ya.............nggak ada temen, kalau sendiri kan takut nyasar, gawat!!!!!</span><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">Sebenernya aku pengen naik kereta sama...dia, cuma ya....biasa lah dia tuh sibuk banget, nggak bakalan ada waktu, apalagi buat jalan-jalan jauh.....wah!!!!! kayaknya emang harus nunggu tahun "onta" kali ya...???????</span><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">Nasib...! nasib...!</span><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">Tapi nggak apa-apa lah, mungkin ntar kapan-kapan dia ada waktu luang, meski aku selalu berharap secepatnya, ya.....mau gimana lagi, nggak ada cara lain selain menunggu, padahal sebenarnya menunggu itu adalah hal yang paling membosankan, iya nggak sih????</span><br /></span></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-24402015993948054172009-03-16T22:36:00.000-07:002009-03-16T22:39:25.519-07:00Album<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5lB4IAYi9y6eqy6gBp-LOaG5crtHglGbXXEg8ZXrGq-lT9uvh7-7Ai8QTAKb2X57B1n9RdxI8_UA4hMOrJoaOrE-E_Tp2L6bASBN1-2v3jLx1LfysNum9DAOV-BheFHC26hzZkCdHA6c/s1600-h/Slide1.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5314026714734774162" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5lB4IAYi9y6eqy6gBp-LOaG5crtHglGbXXEg8ZXrGq-lT9uvh7-7Ai8QTAKb2X57B1n9RdxI8_UA4hMOrJoaOrE-E_Tp2L6bASBN1-2v3jLx1LfysNum9DAOV-BheFHC26hzZkCdHA6c/s400/Slide1.JPG" border="0" /></a><br /><div></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-40084780159474125002009-03-16T22:31:00.000-07:002009-03-16T22:35:10.473-07:00gambar<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1OK77CJQVbbN4OTz-VR9cgOQXUml5KNUlMvPHDCH9xNeNn4uRi6pq6dkMLlo6iAHIovIAn5MFzRNLfIxrh_ZvNRWG5hXk8Kn1u3v3feIJReV71ccblmgASVUqR7Liycw9_HSKHAw0fFw/s1600-h/100_1720.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5314025901023869810" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1OK77CJQVbbN4OTz-VR9cgOQXUml5KNUlMvPHDCH9xNeNn4uRi6pq6dkMLlo6iAHIovIAn5MFzRNLfIxrh_ZvNRWG5hXk8Kn1u3v3feIJReV71ccblmgASVUqR7Liycw9_HSKHAw0fFw/s400/100_1720.JPG" border="0" /></a><br /><div>ini foto spiderman</div><br /><div></div><br /><div></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-28847769556697185962009-03-16T03:20:00.001-07:002009-03-16T03:41:37.941-07:00<div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(204, 51, 204);"><span style="font-size:85%;">Pernah nggak sih ngalamin punya cowok yang dia tuh sibuk dengan kerjaan yang seabrek???? hem....bete deh kayaknya punya cowok kayak gitu, pikirannya gak fokus ke kita aja tapi berakar kemana-mana, ya nggak sih?????<br />Aku salah seorang yang punya pacar kesibukannya seabrek, harus mikirin kuliah, kerjaan, acara-acara organisasi, komunitas, belum lagi punya cewek yang sering bete, itulah aku.<br />Gimana nggak bete coba, kalau mau jalan aja harus ngatur waktu jauh-jauh hari, harus bikin perencanaan, harus tentu mau pegi kemana, kalau nggak gitu, dia nggak bakalan mau, terus aja bakalan nanya "mau kemana?", ujung-ujungnya ya....jalan-jalan di sekitar kosan atau duduk-duduk aja di kosan, nah!!!! hal itu tuh salah satu yang bikin bete, udah tahu aku nggak betah tinggal di kosan, aku juga nggak terlalu suka tempat yang rame (tapi bukan kuburan lho..he..he), pengennya tuh ke tempat-tempat wisata gitu, tapi kembali lagi sama kondisi dia yang selalu padat jadwal sehari-harinya, kadang juga ada kerjaan yang mendadak.<br />Susah banget nyari waktu untuk pergi ke tempat-tempat wisata, kayaknya emang harus jauh-jauh hari bikin rencananya, tapi yang jadi pertanyaan, apa dia mau ngajak aku prgi ke tempat wisata, misalnya di Ciwidey kan ada kawah putih tuh, atau Lembang ada Gunung Tangkuban Perahu.................ah........kayaknya mustahil banget deh...harus nunggu tahun kapaaaaaan gitu.<br />Tapi nggak tahu kenapa, meski keadaannya kayak gini aku tetep bisa tahan sama dia, walaubagaimana pun dia slalu ada buat aku, karena udah sayang kali ya.......he..he...!!!<br />Malah dia sendiri juga bilang kalau dia tuh kasihan sama aku, punya cowok sibuk banget sana-sini, mau gimana lagi? aku udah terlanjur sayang sama dia.<br /><br />Senin, 16 Maret 2009<br /></span> </div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-49836301731756070602009-03-13T21:14:00.000-07:002009-03-13T21:22:20.397-07:00SESAL<div style="text-align: justify;"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Suatu sore terlihat seorang gadis setengah baya duduk di bangku yang terletak di bawah sebuah pohon, semilir angin menerpa tubuhnya, hembusannya menusuk kulit meski tubuh itu terbalut kain, pandangannya tertuju ke depan namun tatapannya kosong, ditangannya sebuah buku berwarna putih dipegangnya erat.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Dulu senyuman selalu tersungging di bibirnya menghiasi hari-harinya, kesepian tak sempat menghampiri karena sebuah kehangatan selalu menyelimuti kehidupannya, hampir tak ada setetes air mata pun yang mengalir, tak ada sayatan luka di hatinya, tak terbesit perasaan bersalah.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Namun kini, semuanya telah berubah, kejadian dan perasaan yang selama ini tak pernah dialami bahkan tak pernah terpikirkan atau terbesit menghampiri kehidupannya, wajahnya yang dulu selalu terlihat ceria telah pudar, meski ia selalu berusaha untuk tersenyum, namun senyuman yang terlihat justru sangat menusuk, seolah dia sedang menyembunyikan kesedihan yang sangat, namun raut wajah itu tak bisa berbohong.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Aku melangkah ragu menghampiri gadis itu, sudah hampir sebulan aku memperhatikannya, setiap sore ia selalu duduk manis disini dengan kondisi yang semakin hari sepertinya semakin memprihatinkan, beberapa waktu lalu kami sempat berkenalan, namanya Mira.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Hai!” sapaku.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Dia menoleh lalu menyunggingkan kedua ujung bibirnya.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Boleh…duduk?” tanyaku agak sedikit ragu tapi kali ini aku benar-benar ingin menemaninya dan aku ingin mengetahui hal yang tidak aku ketahui tentangnya, agak sedikit kurang sopan mungkin sikapku ini, penasaran akan kehidupan seseorang yang baru saja kukenal, tapi jujur aku sangat penasaran dan ingin mengetahuinya.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Dia mengangguk.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Aku pun duduk di sampingnya.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Pandangannya kembali tertuju ke depan.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Suasana hening.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Tempat ini lumayan nyaman juga ya” kataku basa-basi membuka percakapan lebih dulu.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Dia mengangguk tanpa menoleh padaku.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Sepertinya kamu sering kemari” lanjutku menebak.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Dia kembali mengangguk tanpa bersuara.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Sikapnya masih seperti itu, waktu pertama kali kenal pun seperti itu, dulu dia hanya mengatakan sedang menunggu seseorang.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Orang yang kamu tunggu sudah datang?” tanyaku.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Dia menggeleng lesu, keputusasaan tersirat di wajahnya tapi dia tetap tak mau menyerah, dia terus saja duduk di sini, tetap menunggu. </span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Kamu yakin ia akan datang?” aku kembali bertanya.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Mulutnya masih terbungkam, tidak mengangguk dan tidak pula menggeleng apalagi bersuara, mungkin ragu. </span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Persahabatan itu indah” akhirnya dia bicara setelah beberapa saat terbungkam.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Bagaimana menurutmu?” tanyanya sambil menoleh padaku.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Ehm…ya, persahabatan itu memang indah, diamana kita bisa saling berbagi baik suka maupun duka” jawabku mengutip kata-kata temanku.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Tapi bukankah dengan seorang kekasih pun bisa saling berbagi baik suka maupun duka?”</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Sepertinya ada perbedaan.”</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Apa?”</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Ehm….” Aku bingung.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Dia tersenyum menatapku, aku jadi malu, mungkin dia tahu kalau aku hanya asal bicara saja.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Sahabat itu bisa menerima kita apa adanya, sepenuhnya.”</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Aku terdiam menyimak kalimat yang terlontar dari bibirnya barusan.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Tapi kekasih, belum tentu” dia menggeleng.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Aku mengangguk.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Dia menghela napas.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Orang yang aku tunggu selama ini tidak akan pernah datang, meski aku selalu berharap, tapi rupanya harapanku sia-sia, semuanya hanya tinggal kenangan” ucapnya dengan suara bergetar menahan tangis, tapi rupanya air mata itu tak bisa terbendung, dia tertunduk lemah.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Sore itu adalah sore terakhir aku bisa bertemu dengannya, dia pergi ke tempat yang sangat jauh, tapi sebelum pergi dia telah memberikan jawaban dari rasa penasaranku selama ini, mengenai kehidupannya.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Dulu Mira menjalin persahabatan dengan Lia, Reza dan Faisal. Hubungan persahabatan itu bisa terjalin karena mereka memiliki kesamaan, mereka sama-sama suka menulis, makannya mereka aktif mengkordinir kemajuan madding di sekolah, mereka juga sama-sama pencinta alam, saat libur sekolah mereka selalu mengadakan kemah, tidak ada yang disembunyikan dari keempat anak manusia ini, kedekatan terjalin karena mereka tidak pernah merahasiakan sesuatu hal pun, semuanya mereka jalani bersama.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Sampai pada suatu ketika cinta membutakan mata hati Mira, salahnya dia menyembunyikan jalinan kasihnya dari sahabat-sahabatnya, dia mulai tak lagi menyempatkan waktu supaya bisa berkumpul dengan sahabat-sahabatnya, kadang waktu perjumpaan bentrok sehingga membuatnya bingung dalam memilih, di satu sisi dia tak ingin mengecewakan sahabat-sahabatnya tapi di sisi lain ia pun tak ingin kehilangan seseorang yang baru saja menjadi bagian dari hidupnya.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Serapat-rapatnya bangkai disembunyikan pada akhirnya pasti akan tercium juga, begitu pula dengan hubungan Mira, tentu saja ketiga sahabatnya kesal dengan sikapnya, bukankah diantara mereka tidak boleh ada yang disembunyikan dan Mira telah melanggarnya, namun pada akhirnya dia bisa dimaafkan, hanya saja hubungannya dengan ketiga sahabatnya ini mengalami kerenggangan karena dia selalu menghabiskan waktu bersama sang kekasih, dia tak ingin mengecewakan kekasihnya, dia ingin menjadi yang terbaik.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Suatu hari Lia memintanya untuk menjemputnya karena dia ribut dengan Ayahnya, saat itu Mira baru saja akan pergi nonton bersama kekasihnya, dia terpaksa berbohong pada Lia karena dia tidak ingin melewatkan kesempatan ini bersama kekasihnya itu.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Hari itu Mira kehilangan Lia untuk selama-lamanya, sahabatnya meninggal karena kecelakaan, tentu saja ia sangat terpukul dan merasa bersalah, andai saja waktu itu dia tidak membohongi Lia, mungkin kejadian ini tak akan terulang, parahnya Reza dan Faisal tahu mengenai ini, kali ini tindakan Mira tak bisa dimaafkan, dengan sikapnya yang demikian telah merenggut nyawa orang dan nyawa itu adalah nyawa sahabatnya, Reza dan Faisal marah besar, mereka tak ingin berhubungan lagi dengan Mira, Mira juga memutuskan hubungannya dengan orang yang selama ini sangat dicintainya, karena cinta yang menghampiri hidupnya telah merenggut nyawa sahabatnya, maka dia tidak pernah mau mengenal yang namanya cinta, rasa bersalah terus saja menghantui kehidupannya, dia telah kehilangan semuanya, sahabat-sahabatnya juga cinta pertamanya, penyesalan pun sepertinya tak ada guna.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Aku menutup buku berwarna putih milik Mira, dia memberikan diarynya ini padaku sebelum dia pergi, sekarang aku tahu semuanya, aku tahu apa yang menyebabkan kesedihan selalu tersirat di wajahnya, tempat ini, tempat dimana setiap sore dia selalu duduk manis disini adalah tempat berkumpul dia bersma ketiga sahabatnya.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Saat aku akan beranjak pergi dari tempat ini tiba-tiba saja aku melihat dua orang lelaki sedang berjalan menuju kemari, aku kembali duduk sambil memeluk diary milik Mira, beberapa saat kemudian mereka sudah berada di sampingku.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Permisi” salah seorang dari mereka menyapaku.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Anda…..” dia terdiam tak melanjutkan kata-katanya saat memandang tertegun diary yang kupegang.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Diry itu…mirip sekali dengan diary milik teman kami.” Katanya tersenyum simpul.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Anda berdua teman Mira?” tanyaku.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Reza dan…Faisal?” lanjutku.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Mereka berdua mengangguk terlihat kaget, lalu saling pandang.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Tanpa pikir panjang aku memberikan diary itu pada salah seorang diantara mereka.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Mira selalu berada disini setiap sore, mungkin orang yang selama ini ditunggunya adalah kalian, bukan seseorang tapi dua orang, dia menulis kisahnya di diary itu dan dia memberikannya padaku sebelum dia pergi” jelasku.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Dimana Mira sekarang?”</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Dia……” aku terdiam, berat sekali rasanya bibir ini untuk mengatakan kalau Mira telah tiada.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Dia sudah tidak ada di dunia ini” akhirnya aku bisa mengatakannya.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Apa?!”</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> “Ya Tuhan!”</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;"> Seandainya mereka bisa lebih awal membuka pintu maaf untuk Mira mungkin mereka tak akan kehilangan Mira dengan perasaan seperti ini, mungkin juga Mira tak akan pergi dengan keadaan seperti ini, semua orang memiliki sifat egois, hanya saja tidak seharusnya keegoisan itu ditanam apalagi dengan mengatasnamakan prinsip, karena hal yang demikian hanya akan menyisakan sebuah penyesalan.</span></font><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><br style="font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><font style="color: rgb(51, 51, 255);" size="2"><span style="font-family: arial;">Selasa, 18 November 2008</span></font><br style="font-family: arial;"></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-65207762992504555052009-03-13T21:11:00.000-07:002009-03-13T21:13:03.270-07:00Kisah Lama<div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Jam menunjukkan pukul sembilan malam, sudah waktunya aku pulang dari tempat aku bekerja yaitu sebuah toko kue, ternyata bekerja di toko kue lumayan menyenangkan, setiap hari bisa melihat kue-kue unik yang sepertinya sangat lezat, tentunya aku belum pernah mencicipi semua kue yang ada disini karena harganya bervariasi, mulai dari harga untuk kalangan menengah sampai ke atas, sedangkan aku hanya bisa mencoba kue-kue yang harganya di bawah rata-rata.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Saat aku keluar dari dalam toko tiba-tiba pandangananku tertuju pada seorang lelaki yang sedang berdiri di samping sebuah BMW berwarna hitam, aku tertegun menatapnya, dia menyunggingkan kedua ujung bibirnya membalas tatapanku, lalu ia berjalan menghampiriku.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Hampir dua jam lho aku nungguin kamu” katanya.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Aku antar ya” lanjutnya menggenggam lenganku.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Adrian, seseorang yang belum lama kukenal namun hubungan kami bisa dibilang dekat, kedekatan yang terjalin membuat ia mengungkapkan perasaannya terhadapku, dia menyukaiku.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Lain kali nggak usah nunggu aku” sahutku sambil melepaskan genggamannya lalu aku melangkah menuju mobilnya, dia terdiam sejenak menatapku.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Selama perjalanan pulang kami saling diam, jujur aku memang sedang memikirkan sesuatu, mengenai perasaanku terhadap Adrian selama ini, entahlah apa aku salah telah menjalin hubungan dengannya, karena ternyata perasaanku terhadapnya biasa-biasa saja, beberapa saat kemudian sampailah di depan rumahku.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Fi….”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Aku cape, kamu juga kan? Lebih baik kamu cepat pulang dan istirahat” potongku, aku membuka pintu lalu keluar dari dalam mobilnya bergegas melangkah menuju rumah tanpa menoleh sedikit pun, tanpa mau tahu apa yang ingin dikatakannya, tanpa ingin melihat kepergiannya.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Aku bersandar di balik pintu kamarku, dadaku terasa sesak sekali, aku benar-benar bingung tapi setelah pertemuan beberapa hari lalu cukup membuatku yakin akan perasaanku.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Tiramisunya satu” pesan seorang lelaki padaku.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Saat mata kami beradu, aku merasa waktu berhenti, jantungku berdetak tak seperti biasanya, tapi jantung ini selalu bedetak seperti ini saat seseorang yang berada di hadapanku adalah orang yang kuanggap sangat istimewa, sudah sekian lama jantung ini tak berdetak seperti ini, dan sekarang kembali terjadi.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Apa kabar?”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Saat jam makan siang aku luangkan waktu untuk menemaninya .</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Baik, kamu?” tanyaku tanpa melihat wajahnya.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Aku selalu merasa baik jika ada di dekat kamu.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Oh ya? Sayangnya aku nggak.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Kamu nggak pintar berbohong Fina.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Aku mengangkat wajahku yang sedari tertunduk seperti seorang karyawan yang sedang diperingati oleh atasannya karena telah melakukan kesalahan.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Aku kesini memang sengaja untuk menemuimu” dia membertahu.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Ada perlu apa?” tanyaku datar.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Perasaanku tidak pernah berubah Fin.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Dia mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya, sebuah cincin.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Kamu ingat cincin ini?” katanya.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Cincin ini milik kamu seperti halnya hati aku” lanjutnya. </span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Aku hanya terdiam.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Lupakan aku Al” kataku sambil bergegas pergi meninggalkannya.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Fin, tunggu!!” dia menarik lenganku.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Lepas!!”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Oke, sorry.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> “Kenapa kamu kesini? Kenapa kamu masuk ke kehidupanku lagi? Kenapa kamu….” </span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Aku memang selalu ada buat kamu Fin.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Tapi kenapa kamu ninggalin aku?!!” bentakku dengan suara bergetar menahan air mata yang sepertinya sudah tak terbendung lagi.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Hampir empat tahun aku menjalin hubungan dengan Aldi, kami saling mencintai dan menyayangi, sekian lama kami menjalin cinta kasih tiba-tiba dia menghancurkan hatiku hingga berkeping-keping, cincin rencana pertunangan kami seolah tak ada artinya.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Aku akan menikah dengan Hani.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Kalimat itu yang masih terngiang di telingaku, kalimat itu yang telah menggores hatiku sehingga menyisakan luka yang sangat dalam dan sampai saat ini masih membekas.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Aku benci kamu Al, aku benci kamu! Aku benci!!!!!” aku berlari pergi meninggalkannya masih menahan tangis.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Keesokan harinya di tempat kerja, tiba-tiba saja Herman, teman baikku dulu datang menemuiku.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Aldi masih mencintai kamu Fin” katanya.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Kalau kamu datang kemari untuk mengatakan hal tentang dia, lebih baik kamu pulang!” tegasku sambil berdiri dari tempat dudukku.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Dia menikahi Hani karena terpaksa.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Aku terdiam, keningku berkerut.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Aku tahu kalau hubungan Aldi dan Hani memang dekat tapi hanya sebatas teman, tapi keluarga mereka bisa dibilang memang cukup akrab.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Waktu itu Hani hamil. lelaki yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab, orang tuanya meminta tolong pada Aldi, karena mereka pikir hanya Aldi yang bisa membantu, wanita yang ada dalam hati Aldi hanya kamu Fin.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Aku terduduk lemas.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Mereka menikah hanya sampai Hani melahirkan, tapi….” Dia terdiam tak melanjutkan kata-katanya.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Tapi apa?”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Hani terjatuh dari tangga lalu keguguran.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Aku terkejut menutup mulut dengan kedua telapak tanganku.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Dia merasa sangat bersalah karena telah menghancurkan perasaan kamu juga Aldi, kemudian dia menyuruh Aldi untuk kembali sama kamu karena dia tahu perasaan Aldi hanya untuk kamu.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Herman…ak..aku…”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Aldi sudah pergi meninggalkan kota ini.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Ap…apa?”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Dia menitipkan cincin ini.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Cincin rencana pertunangan kami dulu, ternyata aku hanya bisa menyimpannya bersama kisahku bersamanya dulu dalam hati.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Siang itu aku sedang duduk santai di depan teras rumah sambil menikmati teh hangat, tiba-tiba terdengar dering telepon.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Fina, telepon berdering kok nggak diangkat” kata kakakku, lalu mengangkatnya.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Hallo….”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Apa?!!!”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Aku menoleh.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Fin, Aldi kecelakaan……….meninggal.”</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">“Praaaaak!!!!” gelas di tanganku terjatuh.</span></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> Selasa, 3 Januari 2009</span></span><br /></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-9075179161904046832009-03-13T21:06:00.000-07:002009-03-13T21:08:00.099-07:00Tatapan Kosong<div style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204);"><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> Seperti biasa aku berangkat sekolah menggunakan bus, ya… meski terkadang aku harus berdesak-desakkan, melawan rasa gerah padahal masih pagi, atau terpaksa berdiri karena tidak kebagian tempat duduk, tapi lumayan bisa ngirit ongkos dibanding kalau harus naik angkot atau taksi. </span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> Kali ini aku terpaksa berdiri karena semua kursi sudah terisi penuh, tapi sungguh malang nian nasibku, di depanku berdiri seorang lelaki bertubuh tambun, satu tangannya terangkat berpegangan pada besi yang berada diatas kepalanya seperti menyuarakan “Merdeka!”, tentu saja aku amat terganggu karena keteknya tepat berada di depan hidungku, bau tak sedap tercium dari sana, seperti bau sayur asam yang sudah basi, aku ingin menghindar tapi sepertinya tidak ada tempat yang tepat karena ternyata di belakangku juga berdiri seorang lelaki kribo, rambutnya yang seperti sarang lebah itu tak kalah baunya dari ketek si lelaki tambun, bau terasi tercium dari sana, apalagi saat kuperhatikan pakaiannya yang lusuh, entahlah apa dia pengemis atau bukan, aku tidak terlalu memperdulikannya.</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> “Uhk….”aku berusaha tetap bertahan meski rasanya mau muntah, si cowok kribo tersenyum padaku, tapi aku ogah membalas senyuman sok manisnya itu, aku langsung memalingkan wajah.</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> “Hem…kayaknya yang satu nggak pernah mandi dan yang satunya lagi jarang keramas” rutukku sambil menutup hidung.</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> Kenapa juga perjalanan ke sekolah terasa amat lama padahal hanya beberapa kilometer saja, tiba-tiba pandanganku tertuju pada seorang lelaki yang sedang duduk manis tak jauh dari tempat aku berdiri, penampilannya rapi, dia memakai T-shirt berwarna biru dipanut dengan celana jeans, diatas kepalanya bertengger topi, lumayan cakep juga, dia terus saja menatapku meski tatapannya tanpa ekspresi, mungkin sudah dari tadi dia memperhatikanku, siapa yang tidak nerveous coba diperhatikan cowok cakep.</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> Aku mengarahkan wajahku ke tempat lain tak bisa lama-lama membalas tatapannya, beberapa detik kemudian aku menoleh ke arah si cowok cakep, rupanya dia masih memandangiku, aku merapikan rambut dan seragamku sambil tersenyum-senyum sendiri, tak sengaja mataku tertuju pada si kribo, dia kembali tersenyum, aku melengos.</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> “Dia pikir aku senyum sama dia apa, enak aja! Kayaknya harus berpikir 1000x deh kalau harus senyum sama nih cowok.”</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> Karena penasaran aku kembali melirik cowok cakep itu, ya ampun!! Matanya masih tertuju padaku, jangan-jangan tuh cowok suka lagi sama aku, sekarang aku jadi deg-degan, aku kembali tersenyum sambil mengarahkan kembali pandanganku ke tempat lain.</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> Kali ini si kribo tahu diri, karena sepertinya dia sadar kalau sedari tadi senyuman ini bukan untuknya, tapi dia masih saja tersenyum padaku.</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> Tiba-tiba kondektur meneriakkan nama sebuah tempat, cowok cakep itu berdiri dari kursinya, aku berniat untuk menyapanya tapi kuurungkan niat itu saat kulihat dia berjalan ditemani sebuah tongkat yang ia pegang di tangan kanannya, pantesan dari tadi matanya tertuju padaku tapi tatapannya tanpa ekspresi gitu, kalau dipikir-pikir malu juga sepanjang jalan aku sudah kepedean diperhatikan cowok cakep, eh ternyata tuh cowok nggak bisa lihat alias buta.</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> Si kribo yang masih berdiri disampingku masih melemparkan senyumnya, senyuman kali ini mungkin kalau diartikan “Rasain! Makannya Non jadi orang jangan kepedean.”</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> Beberapa saat kemudian sekolah sudah di depan mata.</span></span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;"> “Stop! Stop! Stop!” teriakku, bergegas aku turun dari bus masih dengan perasaan malu, malu banget.</span></span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:85%;" ><span style="font-family: arial;">Minggu, 31 Agustus 2008</span></span><br /></div>Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-28757964802891741202009-03-13T21:04:00.000-07:002009-03-13T21:22:20.429-07:00Kisahku dalam Diary<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CZanet-6%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="State"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter {margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:21.0cm 842.0pt; margin:3.0cm 3.0cm 3.0cm 3.0cm; mso-header-margin:42.55pt; mso-footer-margin:42.55pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Aku benar-benar bingung” kata Rian sambil memegang kepalanya yang plontos.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Bingung kenapa?” tanyaku sambil memasukan bakso berukuran kecil ke dalam mulutku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Dia….ah!!!” cowok yang sudah lama menjadi sahabatku ini menelungkup ke atas meja membenamkan wajahnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Aku menyedot teh botolku “Sebenarnya ada apa sih?” tanyaku kembali, sekarang perutku sudah terisi dan aku siap untuk mendengar keluhan atau lebih kerennya disebut curhatan sahabatku yang satu ini.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Baru beberapa minggu yang lalu dia terlihat sumringah, senyumannya menyebar ke seantero sekolah, orang-orang yang berpapasan dengannya kecipratan senyuman manisnya, sampai-sampai aku pun bisa makan gratis sepuasnya di kantin sekolah plus diajak nonton, jarang-jarang kan dia sebaik itu terhadapku meski aku adalah sahabat dekatnya, tapi sekarang justru malah sebaliknya, wajahnya yang tampan terlihat kusut seperti pakaian yang belum disetrika, senyum manisnya hilang berubah menjadi cemberut<i>,</i> dia terlihat seperti sedang menanggung beban yang begitu berat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Kamu tahu <st1:state st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state> kalau aku suka banget sama Mela” katanya mulai membuka mulut setelah lama terdiam.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Aku mengangguk, tentu saja aku tahu, dia kan selalu cerita dari pertama kali dia melihat cewek yang disebutnya si cantik jelita lalu karena keseringan melihatnya dia pun mulai menaruh hati padanya, dan cewek itulah yang memiliki nama Mela Puspita Sari, dia pun bercerita bagaimana cara ia mendekati gadis pujaan hatinya itu, setelah lama melalui proses sana-sini, rupanya perasaan yang dirasakannya selama ini terbalaskan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Ternyata selama ini aku dibohongi sama dia!” lanjutnya kesal memukul meja sekeras mungkin, beberapa mata mengarah pada kami.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“He..he...nggak ada apa-apa kok” kataku pada orang-orang disekitar kami, mereka pun kembali pada kesibukan masing-masing.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Hufh! Kok bisa?” tanyaku polos, tentu saja aku bertanya seperti itu, aku masih ingat apa yang diucapkan Rian saat memuja Mela.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“<i>Mela itu adalah bidadari yang diturunkan Tuhan dari langit untuk memberikanku kebahagiaan, semua ucapan yang terlontar dari bibir manisnya begitu meyakinkanku, dialah gadisku yang selalu jujur akan perasaannya terhadapku, karena kejujurannya itulah aku semakin mencintainya.”<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Huh! Rasanya ingin muntah kalau aku mengingat kata-katanya waktu itu, tapi….maklum lah orang sedang jatuh cinta memang seperti itu, seolah apa yang terlontar dari mulutnya adalah kata-kata puitis, padahal justru malah membuat sakit perut, apalagi Rian, sahabatku ini bisa diangkati jempol kalau dia dihadapkan pada angka-angka yang ada di buku paket Matematika.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Aaaaaaarrrrgggh!!!!!” teriaknya kembali mengundang tatapan beberapa orang disekitar kami, aku sendiri jadi malu plus bingung harus berbuat apa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Kenapa dia tega banget ngelakuin hal itu sama aku” rengeknya dengan wajah yang amat menyedihkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Aku hanya bisa terdiam menatapnya sambil menggaruk kepalaku yang tak gatal, aku bingung harus berbuat apa karena aku belum tahu permasalahannya, jadi aku belum berani membuka mulut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Fia, bantuin aku dong!!” katanya sambil memegang kedua tanganku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Apaan sih!!” aku menepis pegangannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Aku bingung harus ngapain” dia menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Aku lebih bingung lagi harus melakukan apa, dari tadi kamu cuma ngeluh nggak cerita apa-apa” cerocosku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Dia memperbaiki posisi tubuhnya menatapku lekat “Aku belum cerita ya?” tanyanya kemudian dengan wajah seperti orang tolol.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Aku hanya menghela napas sambil memalingkan wajahku “<i>Dasar bego!!” </i>rutukku dalam hati.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Tiba-tiba seorang cewek berjalan ala pragawati melewati kami, tentu saja aku sangat mengenal siapa cewek yang barusan lewat, tapi dia tidak seramah dulu, biasanya setiap kali bertemu dia selalu menyapaku, tapi kali ini dia seolah-olah tidak mengenalku, satu hal lagi, dia tidak sendirian tapi ditemani seorang cowok yang aku pun mengenalnya, Radit ketua tim sepak bola di sekolah, mereka duduk tak jauh dari tempatku dan Rian, melihat tingkah mereka bisa dibilang cukup mesra lah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Aku melirik sahabatku, tampangnya semakin kusut saja, aku mengangguk, sekarang aku mengerti duduk permasalahannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Jadi……”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Mela ngeduain aku, owh….bukan maksudku….ah!!”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Rian pun mulai bercerita, belum lama jadian, Mela si cewek pujaan hatinya ketahuan wajah aslinya, saat itu malam minggu, seperti biasa Rian mengajak Mela nonton tapi rupanya acara itu batal karena Mela sakit, itulah penuturan kekasih sahabatku ini, karena merasa khawatir Rian pun pergi ke rumah Mela untuk menjenguknya, tapi alangkah terkejutnya dia saat melihat Mela keluar dari rumahnya sambil menggandeng cowok yang tentu saja dikenalnya, betapa remuk hatinya saat itu, tangannya pun terkepal, amarahnya memuncak, dia segera turun dari motornya melangkah menghampiri mereka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Mel!” panggilnya menahan kekesalan, dia mencoba bersikap sewajarnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Tentu saja Mela kaget melihat Rian yang sekarang sedang berdiri dihadapannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Oh…ha..hai Rian!” sahutnya gugup, dia menatap cowok disampingnya dan Rian bergantian, beberapa detik kemudian “<st1:city st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:city> perlu apa ya?” tanyanya sambil tersenyum, senyuman yang dipaksakan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Kali ini hati Rian benar-benar hancur, dia tidak menyangka Mela akan bersikap seperti itu, seolah-olah Rian itu bukan siapa-siapa baginya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Sayang, kita pergi” ajak cowok disampingnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Beberapa hari kemudian Rian pun minta penjelasan dari Mela.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Jadi selama ini kamu ngeduain aku?” tanya Rian berusaha bersikap tenang, sebenarnya kemarahannya sudah memuncak sampai ke ubun-ubun.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Mela tertunduk “Sebenarnya aku nggak ngeduain kamu tapi……aku ngeduain Radit.” <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Apa?!”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Aku benar-benar minta maaf, setelah aku pikir-pikir ternyata perasaanku cuma buat Radit” jelasnya menatap Rian dengan tatapan rasa bersalah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Terus…yang membuat kamu bingung apa?” tanyaku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Meski dia udah nyakitin aku……” dia melirik Mela dan Radit yang sedang tertawa-tawa seolah sedang menertawakan hatinya yang sekarang ini sedang terpuruk “Aku masih sayang sama dia” lanjutnya lalu tertunduk.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Aku sangat mengerti bagaimana perasaan Rian saat ini karena aku pun pernah merasakan bagaimana sakitnya patah hati, mungkin Rian masih bisa dikatakan beruntung dibanding aku karena setidaknya dia pernah merasakan kasih sayang dari orang yang disukainya, dia bisa merasakan kebahagiaan karena perasaannya terbalaskan, dia bisa mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya dengan leluasa sehingga tidak perlu menyimpan beban, sedangkan aku hanya bisa menyimpan perasaan ini dalam hati saja karena hanya aku sendiri yang merasakan perasaan ini, aku hanya bisa menatap wajahnya, mendengar ocehannya, ikut tertawa saat ia bercanda, mendengar curahan hatinya, berada disampingnya saat ia membutuhkanku, hanya itu yang bisa kulakukan, baru aku sadari ternyata aku patah hati sebelum menjalin sebuah hubungan, aku hanya bisa menyimpan perasaan ini.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Aku berharap dia bisa kembali sama aku” katanya masih tertunduk.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Kalau dia emang yang terbaik buat kamu, dia pasti akan kembali” hiburku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Dia menatapku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Aku menyunggingkan kedua ujung bibirku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Makasih ya Fia, kamu selalu ada dalam setiap keadaan yang menimpaku, kamu emang sahabat terbaik aku.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Aku mengangguk sambil tersenyum.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Beberapa hari kemudian saat aku sedang duduk di taman sekolah membaca diary ku, tiba-tiba Rian datang menghampiriku, tanpa berkata apa-apa dia langsung duduk disebelahku, wajahnya belum berubah, masih seperti kemarin-kemarin.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Fia, kamu masih ingat kata-kataku tempo lalu?” tanyanya tanpa memandangku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Kata-kata yang mana?” aku balik bertanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Harapan kalau Mela bisa kembali lagi sama aku” dia mengingatkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Oh iya, memangnya kenapa?”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Dia mengubah posisi duduknya, sekarang pandangannya mengarah padaku<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Harapan itu terwujud Fi!” katanya dengan wajah berseri-seri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Mulutku terbungkam, aku tidak bisa berkomentar apa-apa, yang kulakukan hanya menatapnya sekilas lalu mengalihkan pandanganku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Bagus kalau begitu” sahutku kemudian sambil tersenyum membalas tatapan bahagianya lalu aku membuka diary yang sedari tadi berada di tanganku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Dia mengerutkan dahinya menatapku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Ehem…selamat ya!” aku menatapnya kembali sambil menyalaminya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Oh…iya.”dia mengangguk.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Lalu….Radit?” tanyaku hati-hati.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Sebenarnya Radit marah saat tahu kalau Mela ngeduain dia sama aku, dia pura-pura maafin Mela karena ingin balas dendam” jelasnya .<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Jahat banget sih!” komentarku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Makannya aku kasihan lihat keadaan Mela sekarang ini, aku harus ada disamping dia” katanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Aku menundukan kepalaku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Aku benar kan Fi?” tanyanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Aku mengangguk “Iya!” aku mengangguk tanpa memandangnya kembali membolak-balik diary ku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">“Aku pergi dulu ya.” <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Aku kembali mengangguk.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Rian pun berdiri dari duduknya, lalu pergi meninggalkanku, aku memegang dadaku yang terasa disayat-sayat, sakit rasanya, aku tertunduk karena aku tidak ingin dia melihat mataku yang sedari tadi berkaca-kaca menahan air mata yang sekarang rupanya tak bisa kubendung lagi, aku membuka diary yang selalu kubawa kemanapun aku pergi, diary pemberian Rian dua tahun lalu dan selalu menjadi tempat curahan hatiku, untaian kata yang kutulis adalah curahan hati yang tak bisa aku ucapkan lewat mulutku, tinggal satu halaman lagi dan inilah akhir dari kisahku.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right; line-height: 150%;" align="right"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right; line-height: 150%;" align="right"><u><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);">Minggu, 15 juni 2008<o:p></o:p></span></u></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right; text-indent: 36pt; line-height: 150%;" align="right"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial; color: rgb(153, 0, 255);"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-782993034790109647.post-5323114416901939852009-03-13T21:02:00.000-07:002009-03-13T21:22:20.440-07:00Hilang<div style="text-align: justify;"><font size="2"><span style="font-family: webdings;">Aku menatap lekat sosok yang kini sedang duduk manis memasang wajah serius dengan sebuah buku pada genggamannya, sorot matanya yang kadang membuat pandangan ini tak mampu untuk membalas namun bisa melukis sebuah kenyamanan, sunggingan seulas senyum yang kadang bisa menghilangkan sebongkah kekesalan, hujaman kata-kata yang terlontar dari bibirnya bisa menggoyangkan pikiran dan perasaan, namun tetap saja terbesit setitik keraguan dalam diri ini, padahal dipikir dengan logika seharusnya keraguan itu tak harus ada, karena semua gerakan yang terlihat cukup mewakili kata hati, namun terkadang untuk mendapat sebuah kepastian itu tak cukup hanya dengan melihat, butuh rangkaian kata-kata yang harus terucap untuk didengar, baru kemudian menancap dalam hati menghasilkan sebuah kepercayaan. </span></font><br style="font-family: webdings;"><font size="2"><span style="font-family: webdings;">Kadang kebingungan masih aku rasakan ketika timbul pertanyaan kenapa yang terukir dalam hatiku adalah namanya, sosok yang secara sepintas terlihat memiliki sikap masa bodoh dengan apa yang terjadi di sekelilingnya, tak berpikir panjang ketika melontarkan kata demi kata, sangat menyebalkan, mungkin kalimat itulah yang lebih tepat untuk mewakili segala tindakannya.</span></font><br style="font-family: webdings;"><font size="2"><span style="font-family: webdings;">Seiring berjalannya waktu, aku melewati hari demi hari bersama dengannya, aku lebih mendekati hatinya, memandang sosoknya lebih jelas dengan perasaan terbuka…………………………………………..</span></font><br style="font-family: webdings;"><font size="2"><span style="font-family: webdings;">Dan kini aku mulai sadar betapa hati ini begitu menyimpan kecintaan, kasih sayang, kepercayaan, dan kerinduan yang selalu menjalari benak ini setiap waktunya.</span></font><br style="font-family: webdings;"><font size="2"><span style="font-family: webdings;">Aku mulai merasakan kesungguhan perasaannya, kerelaan hatinya juga pengorbanannya.</span></font><br style="font-family: webdings;"><font size="2"><span style="font-family: webdings;">Keraguan itu telah hilang.</span></font><br style="font-family: webdings;"><font size="2"><span style="font-family: webdings;">“Hey! Kenapa menatapku seperti itu?” tanyanya tiba-tiba setelah menutup buku yang beberapa waktu lalu menemani pikirannya.</span></font><br style="font-family: webdings;"><font size="2"><span style="font-family: webdings;">Aku membalasnya hanya dengan sunggingan di bibir.</span></font><br style="font-family: webdings;"><font size="2"><span style="font-family: webdings;">Untaian kata-kata tak mampu mewakili untuk ungkapkan perasaanku.</span></font><br style="font-family: webdings;"><font size="2"><span style="font-family: webdings;">Minggu, 21 Februari 2009</span></font><br style="font-family: webdings;"><br style="font-family: webdings;"></div> Richa Febrinahttp://www.blogger.com/profile/16490008267062795467noreply@blogger.com0