Minggu, 09 November 2008

Style Book

Penulisan kata di-
  • di- kata kerja = disatukan
contoh : dilihat, dibaca
  • di- kata tempat = dipisah
contoh : di rumah, di sekitar

Penulisan kata pada (menunjukkan waktu)
contoh : pada saat, pada minggu, pada bulan

Penulisan pun dipisah dengan dengan kata yang diikutinya
contoh : di mana pun

Jangan menulis angka di depan kalimat/di awal kalimat.

Sabtu, 08 November 2008

Kebijakan Redaksional

Kebijakan redaksional lebih memusatkan perhatian kepada bagaimana aspek-aspek dan misi ideal yang dijabarkan dalam peliputan dan penempatan berita, laporan, tulisan dan gambar yang sesuai dengan kepentingan dan selera khalayak yang relatif beragam. Karena sifat khalayak anonim dan heterogen, maka bahasa jurnalistik yang dipilih tentu harus memenuhi asas anonim dan heterogenitas itu. Agar memudahkan seluruh pengelola, maka pedoman pemakaian bahasa jurnalistik ini lazimnya dihilangkan dalam sebuah buku khusus intern sebagai rujukan resmi dalam peliputan, penulisan, pemuatan, penyiaran, atau penayangan berita, laporan, tulisan dan gambar pada media bersangkutan.

Selasa, 04 November 2008

Catatan hitam yang harus dihindari wartawan dalam penulisan berita

Ungkapan klise atau stereotype yang sering dipakai dalam transisi berita seperti kata-kata:
  • sementara itu
  • dapat ditambahkan
  • perlu diketahui
  • dalam rangka
hilangkan kata mubazir seperti:
  • adalah (kata kerja kopula)
  • telah (petunjuk masa lampau)
  • untuk (sebagai terjemahan to dalam bahasa Inggris)
  • dari (sebagau terjemahan of dalam hubungan milik)
  • bahwa (sebagai kata sambung) dan bentuk jamak yang tidak perlu diulang.
hindari kata-kata asing dan istilah-istilah yang terlalu teknis ilmiah dalam berita.

Sepuluh Pedoman Pemakaian Bahasa dalam Pers

  1. Wartawan hendaknya secara konsekuen melaksanakan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
  2. Wartawan hendaknya membatasi diri dalam singkatan atau akronim.
  3. Wartawan hendaknya tidak menghilangkan imbuhan, bentuk awal atau prefiks.
  4. Wartawan hendaknya menulis dengan kalimat-kalimat pendek.
  5. Wartawan hendaknya menjauhkan diri dari ungkapan klise atau stereoitype yang sering dipakai dalam transisi berita.
  6. Wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir.
  7. Wartawan hendaknya mendisiplinkan pikirannya supaya jangan campur aduk dalam satu kalimat bentuk pasif dengan bentuk aktif.
  8. Wartawan hendkanya menghindari kata-kata asing dan istilah-istilah yang terlalu teknis ilmiah dalam berita.
  9. Wartawan hendaknya sedapat mungkin menaati kaidah bahasa.
  10. Wartawan hendaknya ingat bahasa jurnalistik ialah bahasa yang komunikatif dan spesifik sifatnya, dan karangan yang baik dinilai dari tiga aspek yaitu isi, bahasa, dan teknis persembahan.

Senin, 27 Oktober 2008

Resume Mata Kuliah Bahasa Jurnalistik

Pengertian Bahasa Jurnalistik

Bahasa Jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita dengan ciri khas singkat, padat, dan mudah dipahami.

Bahasa Jurnalistik memiliki dua ciri utama yaitu :

a) Komunikatif yaitu langsung ke pokok persoalan (straight to the point), bermakna tunggal, tidak konotatif, tidak berbunga-bunga, tidak bertele-tele, dan tanpa basa-basi.

b) Spesifik yaitu mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan mudah dimengerti orang awam.

Posisi Bahasa Jurnalistik

-Secara umum Posisi Bahasa Jurnalistik itu strategis

-Secara khusus :

  • Bahasa Jurnalistik menjadi bahasa khusus sehingga bisa digunakan disegala bidang.
  • Bahasa Jurnalistik bisa menjadi lab bahasa juga referensi dalam hal penggunaan bahasa keseluruhan sehingga menjadi Trend Setter.
  • Bahasa Jurnalistik subsistem dari Bahasa Indonesia.

EYD Dalam Bahasa Jurnalistik

A. PENULISAN HURUF KAPITAL

1) Jabatan tidak diikuti nama orang

Contoh : Menurut Bupati, anggaran untuk rehabilitasi gedung sekolah dasar pada tahun depan diharapkan naik setidaknya 25 persen dibandingkan anggaran tahun yang sedang berjalan sekarang.

Seharusnya : Menurut bupati, anggaran untukrehabitasi gedung sekolah dasar pada tahun depan diharapkan naik setidaknya 25 persen dibandingkan dengan anggaran pada tahun yang sedang berjalan sekarang.

2) Huruf pertama nama bangsa

Contoh : Majalah berita kampus itu dalam hasil sirveinya melaporkan, 50 persen dosen Universitas Masa Depan (UMD) mengajar di depan kelas dengan dialek ke-Sunda-Sundaan, 20 persen ke-Inggis-Inggrisan, dan 10 persen ke-Batak-Batakan.

Seharusnya : Majalah berita kampus itu dalam hasil suveinya melaporkan, 50 persen dosen Universitas Masa Depan (UMD) mengajar di depan kelas dengan dialek kesunda-sundaan, 20 persen keinggris-inggrisan, dan 10 persen kebatak-batakan.

3) Nama geografi sebagai nama jenis

Contoh : kacang Bogor, salak Bali, pisang Ambon, tahu Sumedang.

Seharusnya : kacang bogor, salak bali, pisang ambon, tahu sumedang

4) Setiap unsur bentuk ulang sempurna

Contoh : Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Imu-Ilmu Sosial.

Seharusnya : Perserikatan Bangsa-bangsa, Yayasan Ilmu-ilmu Sosial.

5) Penulisan kata depan dan kata sambung

Contoh : Harimau Tua Dan Ayam Centil, Hari-Hari Penantian Dalam Gua.

Seharusnya : Harimau Tua dan Ayam Centil, Hari-Hari Penantian dalam Gua.

B. PENULISAN HURUF MIRING

1) Penulisan nama buku

Contoh : Buku Jurnalistik Indonesia, Majalah Mingguan Berbahasa Sunda Mangle.

Seharusnya : Buku Jurnalistik Indonesia, Majalah Mingguan Berbahasa Sunda Mangle.

2) Penulisan penegasan kata

Contoh : Harijanto sebenarnya mencintai boat modeling sejak 1970-an. Namun kelangkaan tempat bermain membuatnya beralih ke ajang motorsport dan aeomodeling.

Seharusnya : Harijanto sebenarnya mencintai boat modeling sejak 1970-an. Namun kelangkaan tempat bermain membuatnya beralih ke ajang motorsport dan aeomodeling.

3) Penulisan kata nama ilmiah

Contoh : Beragam jenis batu menjadi olahan Irawan, antara lain kucubung ungu (royal-purple amethyst).

Seharusnya : Beragam jenis batu menjadi olahan Irawan, antara lain kucubung ungu (royal-purple amethyst).

C. PENULISAN KATA TURUNAN

1) Gabungan kata dapat awalan akhiran

Contoh : bertepuk tangan, garis bawahi, dilipatgandakan, sebar luaskan.

2) Gabungan kata dalam kombinasi

Contoh : antarkota, antarsiswa, antikekerasan

D. PENULISAN GABUNGAN KATA

1) Penulisan gabungan kata istilah khusus

Contoh : alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru.

2) Penulisan gabungan kata serangkai

Contoh : acapkali, adakalanya, daripada.

E.PENULISAN PARTIKEL

1) Penulisan partikel pun

Contoh partikel pun yang harus ditulis terpisah : apa pun, kapan pun, di mana pun.

Contoh partikel pun yang harus ditulis serangkai : adapun, andaipun, ataupun.

2) Penulisan partikel per

Contoh : Para tersangka pengedar ganja itu akan diperiksa satu per satu.

F. PENULISAN SINGKATAN

1) Penulisan singkatan umum tiga huruf

Contoh : frasa dan lain sebagainya ditulis dlsb, frasa dan lain-lain disingkat menjadi dll.

2) Penulisan singkatan mata uang

Contoh : singkatan kilogram (kg), lambing mata uang rupiah (Rp).

G. PENULISAN AKRONIM

1) Akronim nama diri

Contoh : UNINUS, UNPAD.

Seharusnya :Uninus, Unpad.

2) Akronim bukan nama diri

Contoh : pemilu (pemilihan umum), ditulis menjadi Pemilu, pemkot (pemerinth kota) ditulis menjadi Pemkot.

H. PENULISAN ANGKA

Pedoman EYD menetapkan empat jenis penulisan angka :

1) Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Dalam tulisan lazimdigunakan angka Arab atau Romawi.

2) Angka digunakan untuk menyatakan :

a. Ukuran panjang, berat, luas dan isi

b. Satuan waktu

c. Nilai uang

d. Kuantitas

3) Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.

4) Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

I. PENULISAN LAMBANG BILANGAN

1) Penulisan lambing bilangan satu dua kata

Contoh : Dalam tiga pekan terakhir, walikota sudah 3 kali mengunjungi para korban longsor dan gempa bumi di kaki Gunung Galunggung Garut, Jawa Barat.

Seharusnya : Dalam tiga pecan terakhir, wali kota sudah tiga kali mengunjungi para korban longsor dan gempa bumi di kaki Gunung Galunggung Garut, Jawa Barat.

2) Penulisan lambing bilangan awal kalimat

Contoh : 19 orang tewas dalam musibah kapal feri yang tenggelam di Selat Bali.

Seharusnya : sembilan belas orang tewas dalam misbah kapal feri yang tenggelam di Selat Bali.

3) Penulisan lambang bilangan utuh

Contoh : Dari 210.000.000 penduduk Indonesia, 60 persen atau sekitar 126.000.000 bermukim di pedesaan dengan tingkat pendapatan ekonomi dan pelayanan kesehatan yang sangat buruk.

Seharusnya : Dari 210 juta penduduk Indonesia, 60 persen atau sekitar 126 juta bermukim di pedesaan dengan tingkat pendapatan ekonomi dan pelayanan kesehatan yang sangat buruk.

4) Penulisan lambing bilangan angka-huruf

Contoh : Peserta ujian saringan masuk calon pegawai negeri sipil tahun anggaran 2006 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tercatat 15.000 (lima belas ribu) orang. Namun dari jumlah itu, hanya 1.658 (seribu enam ratus lima puluh delapan) yang dinyatakan lulus ujian.

Seharusnya : Peserta ujian saringan masuk calon pegawai negeri sipil tahun anggaran 2006 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tercatat 15 ribu orang. Namun dari jumlah itu, hanya 1.658 yang dinyatakan lulus ujian.

Richa Febrina Aryanti.S

207400506

Jurnalistik C/III